Peduli saja dengan diri sendiri, oranglain mana mungkin peduli. Abaikan. Masing-masing saja. Ego yg butuh disini bukan lagi empati. Yang sekarang ada, saya bukan kita. Iya, itu saya sendiri. Hanya sendiri. Tak perlu ada kamu. Iya, kamu yg juga berpikir dirimu sendiri. Duniaku sekarang? Hanya ada aku. Duniamu? Pikirkan saja duniamu, aku sudah tidak peduli. Iya, untuk apa aku menulis tentangmu? Aku hanya ingin menulis “aku” yang tanpa kamu, apalagi kita. Aku hanya ingin, cukup aku. Iya, aku, sendiri.
Purwokerto, 24 April 2016 Sesuatu tentang ke aku-an ku, egoism.
Why is it that you search for your own beauty in the eyes of others?
Emma Bleker (via wordsnquotes)
Existentialism,
Baru awal-awal ramadan. Ada satu hal ygmasih membuat hari ini seperti suasana ramadan seharusnya adalah ketika mendengar kata mudik. Tiap kali melihat foto ini rasanya ingin bernostalgia saja dengan kenangan mudik dulu waktu sd. Memang mudik yg tak begitu jauh hanya sekitar 40km ke selatan kota tempatku tinggali. Namun nuansanya yg asri waktu itu, modernisme yg juga tidak segila sekarang dan jalanan rusak khas daerah-daerah cilacap sangat berbenak dihati. Entahlah jika lewat jalan2 yg dulu aku lalui ketika mudik, rasanya seperti tersihir membuka memori-memori waktu kecilku dulu bertemu nenek, keceriaan, keramahan, jauh dari bising dan lingkungan yang masih alami, kultur jawa yang hangat dll. Lalu sekarang? Tempat itu tak ubahnya dirumah, jauh dari asri dan biasa saja, entahlah mungkin berkat teknologi. Ya, mungkin lebaran kali ini aku siap mudik kerumah neneku walupun dia sudah lama pergi tapi masih ada sodara-sodaraku yg selalu menyambut dengan hangatnya, sehangat suasana di foto ini. Foto: Kroya, belum lama ini Mei 2017.
Don’t think Don’t speak Let’s just sit in silence.
Armin van Buuren, “Strong Ones” (via wnq-music)
And my head told my heart:‘let love grow,’ but my heart told my head:‘this time no, this time no.’
Mumford & Sons, “Winter WInds,” Album: Sigh No More (via wnq-music)