There Will Be No End To The Troubles Of States, Or Of Humanity Itself, Till Philosophers Become Kings

There will be no end to the troubles of states, or of humanity itself, till philosophers become kings in this world, or till those we now call kings and rulers really and truly become philosophers, and political power and philosophy thus come into the same hands.

Plato a philosopher

More Posts from Nauraini and Others

7 years ago

Solar System: 10 Things to Know This Week...Halloween Edition!

This week, we’re getting into the Halloween spirit with 10 spooktacular things to let your imagination run wild. 

image

It’s not Halloween without our favorite scary characters, but what if they could stop bothering us Earthlings and go far, far away? We begin with where Dracula, Frankenstein, and other creepy creatures might choose to live if the galaxy were theirs to claim…

1. The dark (k)night.

image

The prince of darkness himself, Dracula, can finally seek sweet respite from the Sun. We think he’d love to live on a rocky planet named YZ Ceti d that orbits so close to its red star that it’s tidally locked keeping one side of the planet in perpetual nighttime and the other side in perpetual daytime, with a brilliant red sky (though we can guess which side Dracula will prefer). 

2. Where art thou, werewolves? 

image

Home sweet home for our furry Full Moon friends might just be on Trappist-1, a planetary system with seven planets—and where standing on one planet would mean the other planets look like six moons (some as big as our Moon in the sky). 

3. Left in the dust. 

image

We couldn’t think of anyone better to live on Proxima b than The Mummy. Hopefully this ancient monster can finally rest in peace on an exoplanet that scientists theorize is a desert planet once home to ancient oceans. 

4. Cloudy with a chance of Frankenstein.

image

One scientific experiment we’d like to conduct: whether Frankenstein would rather live on HAT-P-11b or Kepler-3b, theorized to have fierce thunderstorms and lightning. 

5. The walking dead. 

image

We’re pretty confident that if zombies were to pick a planet, they’d want one that shares their love of death and destruction. We think they’d feel right at home on one of the pulsar planets, which are scorched by radiation because they orbit a dead star. 

6. Rest your weary bones. 

image

Skeletons need look no further: Osiris, an exoplanet that’s so close to a star that it’s “losing its flesh” as the star destroys it, seems like a perfect match. 

7. Enough of the scary stuff. 

image

For kids out there, turn pumpkin decorating into an out-of-this-world activity with space-themed stencils, from Saturn to the Sun. 

8. Spooky sounds. 

image

Cassini’s radio emissions from Saturn could give creaky doors and howling winds a run for their money. Listen to the eerie audio recordings here and find more HERE.

9. Pumpkin-carve like a NASA engineer. 

image

NASA engineers design and build robots that can fly millions of miles to study other planets for a living—so on Halloween, they can’t help but bring that creative thinking to the grand old tradition of pumpkin carving. Take a cue from their creations with these insider tips.

10. Detective for a day. 

image

From blades of ice on Pluto to a fuzzy, white “bunny” photographed on Mars, become a solar system sleuth and see if you can solve the stellar mysteries in this slideshow (then compare with how scientists cracked the case). 

Make sure to follow us on Tumblr for your regular dose of space: http://nasa.tumblr.com.

8 years ago

Semua Alami Sebenarnya, Tapi Jadi Tak Begitu Ahli. Biasa Saja. Cukup Tahu, Begitu.

Semakin terbukanya akses informasi pada era internet ini (alah-alah bahasaku berasa mau bikin latar belakang skripsi) membuat setiap orang bisa mendapatkan apa saja yang dia butuhkan. Serius, like, Google itu mengakomodasi informasi apapun dengan keyword yang sesuai. Asal jangan cari tahu siapa nama nenek moyangmu. Manalah dia tahu kecuali kau cucu Soeharto yang perpustakaan SD juga penuh sama buku tentang dia. Kebiasaan ngelantur, intinya bukan itu.

Ini entah karena aku semakin tua makannya merasa kebutuhan akan ilmu semakin kuat atau karena emang aku sebodoh itu yang selalu merasa nggak tahu apa-apa atau karena kepalaku yang selalu riuh dan inginnya memikirkan hal yang berfaedah. Ketiganya nggak buruk. Terasa semenjak aku kuliah semester awal kebutuhan untuk men-supply diri dengan sesuatu hal yang baru terus meningkat. Semakin mengkhawatirkan sampai saat ini. Selalu ada di kondisi ‘apa yang sudah kupelajari atau dapat hari ini?’ atau ‘anjir itu orang berasa ngerti segalanya kok aku nggak ngerti apa yang dia omongin ya’ (mostly anak ask.fm which is dia anak politik yang tentu saja aku lemah di ilmu itu tapi terasa cukup tertarik untuk mempelajarinya). Dan jadilah walaupun cuma basic dan effortnya tidak terlalu kuat sampai harus akses jurnal internasional (seperti referensi yang dia gunakan) bahkan cuma akses dari berita-bertia ngehe perpolitikan dalam negeri setidaknya konsepnya dapat.

Ketidaktahuan itu nikmat juga.

Bagi yang betulan sadar bahwa mengisi kepala dengan ilmu adalah sebuah keharusan maka mencari ilmu itu adalah kenikmatan yang sensasional. Ketidaktahuan yang nikmat. Apalagi kalau menyadari bahwa diri jauh tertinggal dari orang seusia kita yang melesat jauh di depan misalnya. Seperti halnya aku yang baru saja ketampar bolak-balik rasanya sama orang-orang yang masuk 30 under 30-nya majalah Forbes. Masing-masing bidang sudah digarap dengan gemilang seperti consumer technology, retail and e-commerce, the art, manufacturing and energy, finance and venture capital, enterprise technology, health and skincare serta media, marketing and advertising. Sedangkan aku di sini menyadari bahwa aku jauh, sejauh-jauhnya tertinggal dan lambat, selambat-lambatnya belajar dari mereka semua. Mungkin bukan penghargaanya yang membuat tertampar, tapi bagaimana orang-orang ‘di bawah 30 tahun’ itu begitu well-informed sampai akhirnya membuat sesuatu yang bermanfaat untuk orang lain. Itulah tujuan piramida puncak dari belajar.

Tapi nggak apa-apa. Akan ada saatnya buatku dengan cara yang berbeda. Alhamdulillah aku sudah memulai: menulis. Menulis bagiku adalah salah satu cara untuk memberikan hal yang berguna bagi orang lain. Tidak melulu harus menjejelkan ideologi yang kupunya ke pembaca, justru lebih ke membawa mereka pada berbagai perspektif sampai akhirnya mereka bisa menentukan penyikapan terbaik atas sesuatu yang didapatkannya. Sikap kepoku tentang banyak hal ingin aku bagi juga kepada yang membaca tulisanku. Walaupun masih sangat terbatas ilmunya, tetapi aku coba mengamalkan seperti yang HR Bukhari katakan ‘sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat.’ Persyaratan yang mengikutinya adalah ilmunya harus jelas dan pemahaman dari penyampai harus baik. Entah aku sudah memenuhi persyaratan itu atau belum tapi setidaknya dengan menyampaikan suatu hal bisa merangsang siapapun nantinya yang ingin tahu lebih mendalam.

Kondisiku sendiri saat ini masih ingin tahu begitu banyak hal dari semua bidang keilmuan. Mungkin nggak semua. Minus teknik, kedokteran, akuntansi tidak terlalu menjadi minatku dikarenakan ilmu profesi itu terlalu teknis dan aku sudah jauh tertinggal. Tapi seperti sebelumnya yang aku sampaikan, bahwa bisa tahu konsep saja juga sudah menyenangkan buatku. Mungkin spesifik yang sering menjadi concern-ku adalah hal-hal yang banyak menjadi headline atau kategori berita juga seperti politik, ekonomi, kesehatan (secara general), fashion, teknologi minus otomotif, gaya hidup, travelling dan lain sebagainya. Aku memaksakan diri untuk setidaknya tahu secara general tentang hal yang aku sebut di atas. Beberapa cara yang kulakukan untuk membuat pencarian insight ini menjadi menyenangkan adalah: 1. Membaca berita harian (aku baca Kurio karena WSJ bahasanya ketinggian buatku) 2. Follow akun-akun penyedia berita di Twitter 3. Follow orang-orang yang concern tentang apa yang menjadi ketertarikanku (ini bisa di semua media sosial yang kita mainkan, bahkan tak jarang ada beberapa orang yang konsisten aku follow di semua akun media sosialnya) 4. Tonton video bermanfaat (aku paling senang tonton TED, Buzzfeed bahkan serandom Allux) 5. Mendengarkan podcast (biasanya kalau menemukan source yang proper, dia sudah lihai membahas berita apa yang sedang ‘in’) 6. Main pinterest (astaga ini sangat amat kesukaan. Bagaimana melihat infografik-infografik itu disajikan dengan visual yang menyenangkan) 7. Main ask.fm (ini mengacu ke poin nomor tiga yaitu dengan memanfaatkan tanda bintang untuk setiap akun yang kita anggap apa yang keluar dari jawabannya akan mencerdaskan kita) 8. Main instagram (ini sangat penting untuk melatih visual terutama bagi yang suka fotografi spesifik fashion atau travelling) 9. Membaca blog (entah milik so called influencer atau bukan, selama merasa dia worthy dan good enough untuk diambil ilmunya ya baca saja!)

Cara nomor 1-9 rasanya menyenangkan semua untuk dilakukan. Aku menjaga dan memaksa diri untuk terus konsisten mengakses beberapa poin tersebut. Karena sesungguhnya terlalu banyak yang terjadi setiap harinya di saat kita selalu bilang kalau ilmu kita belum ada setetes air laut. Dan ilmu seluas lautan itu bisa kita dapat atau temukan dengan mudah sekarang. Pertanyaannya adalah selalu dan selalu mau atau tidak. Mungkin kalau kita tidak merasa harus mengetahui banyak hal, setidaknya ahli di bidang yang kita pelajari dengan intens seperti jurusan sekolah atau kuliah pun tak apa. Dan kembali menerapkan setetes air di lautan itu. Keingintahuan itu bisa ditumbuhkan secara alami atau dipaksa tumbuh. Sampai pada akhirnya kita ingin membuat diri kita ahli di dalamnya atau hanya sekedar tahu.

11 years ago
Owh So Muslim (OSM)

Owh So Muslim (OSM)

Purchase OSM Ramadhan Booklet here! http://www.owhsomuslim.com/osmshop


Tags
11 years ago

Menjadi Lelah

Menjadi lelah dan tak tahu arah menyebabkan kuping berdenging semakin sakit. Aku rindu rumahku. Aku rindu masa kecilku. Aku rindu temanku. Aku rindu surau itu. Aku rindu mengaji. Aku rindu semuanya. Semuanya yang terjadi di kampung halamanku. Disini aku apa? Marantau membuatku menjadi ringkih. Proses yang tak tahu apa ini namanya. Proses yang mengatasnamakan kebenaran atas ego yang ketempel nafsu. Persepsi-persepsi yang semakin membuatku buncah oleh segala hal yang harusnya diakhiri dengan segera justru membuat makin sesak tak tertolong. Persepsi atas kebenaran diri ternyata menjadikanku kaya dan tersungkur. Kaya emosi digdaya dan lemah pada nurani. 

Entah ini apa namanya. Hidupku sudah terlalu lurus selama ini. Kata orang bijak hidup mengeluh tak akan menghasilkan apa-apa. Tapi au tak bis menghilangkan belenggu malas dan menunda. Aku sama sekali tak tahu apa itu proses yang harus dijalani. Yang aku tahu, saat ini aku takut tak bisa mengakhiri. Takut semuanya menjadi candu. Takut semua menghitam dan tak secercah asa nampak daripadanya. Tapak-tapak dan rabaan tetap saja membuatku tak menjadi lebih baik. Begini saja. Setiap harinya. Entah egoisme-egoisme ini telah menjadi kerak yang tak bisa disikat. Menjadi jamur yang sukar dicabut. Entah hidup seperti apa yang membentang menjadi jalanku nanti. Sejelasnya, aku tidak hanya akan diam. Aku sedang mencoba sebuah keteraturan. Menjadi lebih pantas sebagai penumpang. Menjadikan indah perilaku ku sebagai makhluk yang punya Tuhan. 

8 years ago
Note-Taking
Note-Taking
Note-Taking
Note-Taking

Note-Taking

Hey guys! So I’ve been receiving questions regarding my note-taking style and strategy for quite some time now but I believe I have never answered them in detail. The good news is, I finally decided to make a post about this (plus, I had fun making the graphics :D). Note that I am a visual learner, so my note-taking methods may not be effective for some of you, but I hope you can all learn something.

Class Notes

I only use one notebook for all my class notes, an A4 grid notebook whose pages I divide into two columns.

I use the outline method for in-class notes, which means I write information chronologically, in the order that they are taught. Some teachers do not have properly structured presentations/lessons (good thing my physics teacher does) so when in need, I use arrows to connect related information.

Abbreviations to me are one of the most important things to master when taking notes. I personally make them up as I go along. Some examples of abbreviations I use are:

w/c - which

w/ - with

cpd - compound

envt - environment

digenz - digestive enzyme

It might be confusing, but to me, knowing the context and part of speech are enough for all abbreviations to be comprehended.

Here’s an example: ‘Indonesia’s tsunami pre-warning system is made up of two types of components’ could become ‘Indo’s snmi pre-warn sys 2 type comp’.

After Class

The first thing I would do is highlight keywords and terminology (and sometimes formulas). For physics, since my teacher is relatively succinct, I don’t really highlight, but for humanities and biology, I look for words that would be expected by a mark scheme, words that are crucial to the understanding of each particular piece of information.

I would then check if the material taught coincides with the syllabus, and if not, note down any points that are missing or have yet to be taught. You could write these on a post it or on the syllabus itself, but I prefer to highlight the syllabus’ pdf file.

Rewritten Notes

My rewritten notes are arranged based on the order they appear in the syllabus unless there are pieces of information that are related to more than one topic.

I use a black pen for rewriting notes as well as colored pens to write keywords and terminology only. I know some people who write whole sentences in colored pens but to me that is ineffective; we all have our own learning styles. When making tables, I usually use different colors for different columns (see the table for different types of radiation above) which is most often the color I associate with each word. For example, water would be blue, ocean would be a darker shade, ice would be a lighter shade, and water vapor would be purple.

I still abbreviate words in my rewritten notes, but they’re not as condensed as the ones in my class notes. Another thing I find helpful is leaving a bit of space between separate points especially if the page doesn’t have a lot of diagrams. I can’t think linearly, so I can’t remember super lengthy bullet points.

I use mildliners and a drawing pen to make my diagrams (more of these in my biology notes) but I only start with pencil if it’s a complex diagram. I rarely highlight my rewritten notes, but even if I do, it’s usually only the headings and formulas.

I don’t have a rough draft for my notes, but I try to visualize the layout. I try to alternate between words and pictures/diagrams so that when I’m sitting for an exam, all I have to do is imagine that I’m looking at that page and I can remember where everything is.

Well, that’s all from me. I hope that this information could be of some use to every single one of you. Don’t hesitate to ask me questions if you’re confused about note-taking or any other problems you might have :)

11 years ago

THATS ECOTOURISM!

“Ecotourism is a sustainable form of natural resource-based tourism that focuses primarily on experiencing and learning about nature, and which is ethically managed to be low-impact, non-consumptive, and locally oriented (control, benefits, and scale). It typically occurs in natural areas,...


Tags
10 years ago

Suatu ketika, aku mengijinkanmu masuk ke dalam duniaku. Karena apa? Aku tidak tahu. Duniaku yang terjal penuh liku, banyak jurang banyak badai, sering hujan sering gersang. Kamu melangkah penuh kekhawatiran, penuh pertanyaan, penuh rasa ingin tahu tentang dunia yang sedang berusaha kamu kenali.

7 years ago

Saat Kepalamu Lebih Riuh dari Tanganmu

Kalau ada yang bilang bergerak adalah bukti bahwa manusia eksis. Maka bagiku pergerakan sel-sel otak yang menciptakan koordinasi yang membawa pada proses berpikir adalah bukti eksistensi manusia. Pergerakan mungkin melawan penuaan. Tapi yang kubutuhkan sekarang adalah sesuatu yang mampu meredam isi di kepala. 

Ada resah tak kasat mata yang meskipun diurai justru akan menambah daftar panjang jam kerja otak. Sinapses dengan porsi yang saling berkejaran. Mungkin masalah juga harus dipetakan dan mulai dibuat kapita selekta untuk mengetahui tema besar permasalahannya yang menghabiskan semua porsi hari-hari dengan daydreaming atau dengan resah tak berkesudahan. Mungkin merajuk pada 22, 2017 atau satu kata. 

Tidak ada yang salah dengan keresahan. Yang salah adalah kapasitas diri yang tak cukup terkelola dengan baik untuk menanggung luapan keriuhan tersebut. Masa-masa menuju Quarter life crisis tidak tahu lebih bijak untuk dihadapi sekarang atau tepat pada saat quarter life nanti. Bekal, bekal. Itu bukan sih yang jelas diperlukan?

Ada manusia-manusia yang melesat maju dan akhirnya keriuhan akan berakhir pada sebuah keputusasaan. Itu adalah senyatanya hal yang harus diantisipasi. Mungkin solusi terbaik yang saat ini terpikirkan ya dengan memetakan keriuhan itu lalu mengurai satu per satu berdasarkan kapabilitas diri untuk menyelesaikan. Lalu, biarkan tangan mengambil alih keriuhan itu untuk dijadikan sebagai sebuah value yang termanifestasi dalam tindakan yang berkelanjutan. 

8 years ago

Ya aku mau saja bicara tentang merdeka. Tapi selama masih ada belenggu nyata yang belum ditemukan formulasinya, aku tunda dulu sampai aku menjadi bagian dari perubahan itu.

Nau

11 years ago

Saat semuanya merasa tak memiliki keberpihakan padaku atas apapun. Hal yang perlu dilakukan adalah mengemis untuk berdamai dengan diri sendiri. Belajar menerima.

NN

Loading...
End of content
No more pages to load
nauraini - winterwithnoease
winterwithnoease

Human behavior flows from three main source : desire, emotion, and knowledge. The only true wisdom is in knowing you know nothing-

233 posts

Explore Tumblr Blog
Search Through Tumblr Tags