Family is the best place to complete yours Meninggalkan Negeri Mimpi dan Harapan menuju Negeri nan penuh Kenyataan dan Kenyamanan. Alhamdulillah sampai lagi di Ranah Minang setelah melewati 21 jam perjalanan . Alhamdulillah Alhamdulillah karena Allah masih memberikan lagi kesempatan ini. Melihat senyuman di wajah Mama rasanya hilang segala penat. Kegembiraan yang tertumpah dihadapan nya dan segala sesuatu rasanya berjalan lambat karena bahagia. PS: Kamu, tahun ini kesini lagi ya . InsyaAllah đđ bawa Bapak dan Ibu serta rombongan . Semoga Allah Ridho dan Semesta mengatur segalanya. Tahun ini ingin jauh lebih baik dalam segala hal. Dare to dream and dare to fail . Bismillahirrahmairrahim.
Hari ini ujian SKS ke 139 dari 149. Semoga berjalan lancar, semua pertanyaan dapat dijawab dengan baik dan benar dan semoga segala yang telah diusahakan berbuah manis. Aamiin. Rabbi srhohli shodri wa yaasirlii amrii wa'luludatammillisani yaafqahu qaauli
Harga Diri: Kamu suka sama dia?
Aku: Suka. Banget.
Harga Diri: Lalu, kenapa kamu nggak menunjukkan sama dia bahwa kamu suka?
Aku: Kan udah?
Harga Diri: Itu belum cukup. Kamu belum pernah ngomongin perasaan kamu yang sebenarnya ke dia kan?
Aku: Duh! Aku kan perempuan!
Harga Diri: Terus kenapa?
Aku: Perempuan itu nggak boleh nembak duluan kan?
Harga Diri: Siapa yang nyuruh kamu nembak?
Aku: Jadi gimana dong caranya supaya dia tau perasaanku?
Harga Diri: Bilang bahwa kamu kangen. Bilang bahwa kamu senang ketika bersama dia.
Aku: Tapi aku malu...
Harga Diri: Berarti kamu belum terlalu suka sama dia!
Aku: Aku suka banget sama dia!
Harga Diri: Terus, apa yang menahan kamu untuk nggak ngomong soal perasaan ke dia?
Aku: KAMU!
Harga Diri: Aku? Kenapa aku? Kamu jangan mikirin aku kalau kamu benar-benar suka sama dia.
Aku: Nggak apa-apa memangnya? Kamu nggak keberatan?
Harga Diri: Ya nggaklah! Toh kalian sama-sama belum punya pacar. Toh kamu dikenal sebagai perempuan baik-baik, dan dia juga sepertinya orang baik. Nggak ada salahnya kan, ketika dua orang yang masih sendiri saling suka?
Aku: Iya sih...
Harga Diri: Lain kasusnya, kalau dia atau kamu sudah berpasangan. Atau, kamu hanya kepengin sesuatu yang lain dari dia. Atau, dia hanya kamu jadikan cadangan. Itu baru salah.
Aku: Jadi nggak apa-apa nih, kalau aku bilang kangen sama dia?
Harga Diri: Nggak apa-apa banget! Malah bagus kan?
Aku: Gimana kalau dia jadi merasa terganggu setelahnya dan nggak nyaman?
Harga Diri: Aku percaya dia nggak begitu. Setidaknya, dia jadi bisa mengambil sikap. Juga kamu.
Aku: Aku nggak siap kalau gara-gara ngomongin perasaanku dia jadi menjauh.
Harga Diri: Ya nggak apa-apa juga kan? Kamu jadi nggak membuang-buang waktu.
Aku: Iya juga sih...
Harga Diri: BTW, lain kali jangan nyalahin aku lagi ya!
Aku: Hehe. Nggak kok. Kamu itu penting buat aku, makanya aku memperhitungkan kamu, Harga Diri :)
Harga Diri: Terima kasih untuk itu, tapi ada kalanya kamu nggak usah memusingkan aku, ada kalanya kamu jangan menilai aku terlalu tinggi.
Aku: Baiklah. Terima kasih untuk masukannya, Harga Diri. Tapi kamu yakin dia nggak akan keberatan dengan perasaanku?
Harga Diri: Wah, itu sih bukan urusanku lagi. Kamu harusnya menanyakan hal ini kepada saudaraku, Percaya Diri. Bukannya dia seharusnya ada di dalam dirimu ya?
Ya Allah :( Hamba berlindung kepada Engkau
Dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadanya) dan dia menutup pintu-pintu, seraya berkata: âMarilah ke siniâ. Yusuf berkata: âAku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baikâ. Sesungguhnya orang-orang yang zalim tiada akan beruntung. [Yusuf: 23]
Assalaamu alaykum Quran Weekly.
Sebuah juz yang sulit untuk diambil sedikit bagiannya saja. Saya ambil sebuah ayat dari Surat Yusuf, juz ke 12 dan ayat yang ke 23. Pada ayat yang satu ini Allah menerangkan tentang godaan. Saya tahu saya sedang berbicara di Youtube ataupun Facebook, maka saya mencari topik apa yang biasanya dihadapi oleh anak muda, tentang godaan.
Allah berkata: âIstri sang menteri, ia mencoba untuk menggoda nabi Yusufâ. Kata âRowaâ berasal dari kata âruwaidâ yang berarti perlahan-lahan. Kata âruwaidaâ dalam bahasa Arab berarti perlahan-lahan. Jadi kesan yang disampaikan adalah ia berusaha menggoda Nabi Yusuf tidak hanya satu kali, tapi terus menerus ia lakukan untuk mendapatkannya.
âAyolah masuk sini, tidak apa-apa. Kamu kelihatannya ganteng sekali hari ini.â Wanita itu terus berusaha menundukannya, dan Nabi Yusuf pun tidak bisa menghindar. Karena Allah katakan: âDan wanita (Zulaikha) yang Nabi Yusuf tinggal di rumahnyaâ.
Dengan hanya menyebut kata âbaitihaâ yang berarti rumahnya, maka itu berarti ia miliki segala akses atasnya. Nabi Yusuf tidak bisa menghindar darinya. Kemanapun ia pergi maka wanita itu akan ada di sana. Dan wanita itu dengan perlahan-lahan terus merayunya.
Nabi Yusuf ketika itu masih sangat muda, ia masih berusia belasan tahun, pada ayat sebelumnya Allah menerangkan bahwa ia barulah beranjak dewasa. Yang cukup menarik untuk diperhatikan adalah bahwa si pemilik rumah ketika menginginkan Nabi Yusuf untuk masuk, ia mengetahui kecerdasan dari anak ini (Nabi Yusuf) ketika sedang dalam perjalanan yang tidak disebutkan di dalam Al-Qurâan.
Di perjalanan menuju rumah menteri mesir tersebut, sang menteri menyadari bahwa anak ini memang spesial dan harus diperlakukan dengan hormat. Seorang anak kecil yang dulunya adalah budak, bagaimana mungkin seorang budak harus dihormati?
Tapi hal pertama yang dikatakan sang mentri pada istrinya adalah âAkrimi maswahuâ (QS: 112: 21), âKau sebaiknya hormati ruang tempat tinggalnya.â Bukan hanya sekedar memberi ruangan, kasur untuk tempatnya, tapi sang menteri berkata, âHormati ruang tempat tinggalnyaâ. Kata âmaswaâ sebenarnya memiliki arti sebuah tempat yang akan kamu diami untuk waktu yang lama.
Itu artinya, sang mentri ingin anak ini tinggal di sini dengan nyaman, sang menteri tidak ingin ia pergi, ia adalah aset yang berharga. Ia sadari itu. Tidak cuma itu, ia juga sadari bahwa istrinya pun sebenarnya punya masalah dengan martabatnya karena ia tidak hanya berkata pada istrinya bahwa, âBerikan sebuah kamarâ, tapi ia berkata âHormatilah tempat tinggalnya.â Artinya, âJanganlah kamu sembarangan masuk ke kamarnya. Berilah ia tempat. Saya tidak mau kamu berperilaku seenaknya saja. Meskipun ia adalah seorang anak kecil.â Sang menteri ingin agar istrinya menjaga jarak dengan Nabi Yusuf.
Tiba saatnya ketika si istri mencoba menggoda Nabi Yusuf sedikit demi sedkit, saat Nabi Yusuf sudah menjadi pria dewasa. Hal lain yang terjadi adalah kata ârowadaâ berasal dari kata ârodaâ yang artinya tujuan dan kata ârowadaâ digunakan ketika kamu ingin membuat orang lain memiliki tujuan yang sama denganmu. Jadi ia mencoba untuk membuat Nabi Yusuf memiliki cara berfikir seperti dia.
âBukan masalah besar, gapapa; Gak ada yang salah kok; Apakah kamu tidak merasakan apapun?; Apakah menurutmu aku ini cantik?â Ia ingin Nabi Yusuf berfikir seperti caranya berfikir. Seorang anak muda dengan segala godaan padanya. Ia manusia biasa. Ia tidak mengatakan bahwa âAku bisa mengatasi segala godaanâ. Ia tidak berkata seperti itu.
Al-Qurâan menerangkan (QS: 12: 24). âIa memiliki hasrat dengannyaâ, Nabi Yusuf pun juga memiliki hasrat padanya. Sebelum ia diberikan bukti oleh Tuhannya. Tapi intinya yang ingin saya sampaikan adalah bahwa ketika wanita itu sungguh berhasrat padanya, wanita itu ingin dicampuri namun ingin diawali oleh niat dari Yusuf sendiri. Nabi Yusuf ingin ia tetap bersih, ia tidak ingin menurut dengan hal-hal yang semacam ini.
Berapa banyak anak muda saat ini yang bisa berkata seperti itu? Seorang wanita cantik di sebelahmu, wanita itu berkata gak ada yang salah melakukan hal seperti itu, tidak apa-apa. Wanita itu yang mendatangimu, bukan kamu yang mendatanginya, tapi wanita itu yang mengejarmu.
Dan saat itu berada di dalam rumahnya, wanita itu adalah bosmu. Dan kamu pun mungkin akan punya alasan, âWanita ini kan bosku, dia menyuruhku melakukan apapun, jadi gapapa dong?â Semua pembenaran sudah memungkinkan, semua pintu telah terkunci. Wanita itu tidak hanya mengunci sebuah pintu, tapi ia mengunci banyak pintu. Dan setiap pintu memiliki banyak tirai. Jadi semuanya tertutup, tidak ada seorangpun akan mengetahuinya.
Lalu wanita itu berkata: âMarilah ke sini.â Kata âhaitaâ digunakan sebagai kata untuk menggoda, biasanya jarang digunakan. âCepatlah ke siniâ. Allah bahkan tidak menggambarkan kondisi wanita itu dan kita pun juga tidak ingin mengetahuinya. Wanita itu sungguh memberikan dirinya pada Nabi Yusuf. Wanita itu pun sungguh menggodanya. Saat kondisi yang seperti itu, kita dapat mempelajari sifat yang luar biasa dari Nabi Yusuf.
Semua pemuda yang berada di kampus, yang di SMA, yang di tempat kerja, yang sedang jalan-jalan di mall. Kalian semua yang anak muda. Perhatikan, jika ada seoarang wanita meng-smsmu dan ia berkata: âKamu manis, mau mengobrol denganku gak nanti? Ini nomer sayaâ atau apapun itu. Beberapa anak muda memiliki fantasi dengan kondisi seperti ini, tapi Nabi Yusuf justru sedang dalam kondisi yang seperti ini dan ia pun dapat mengingat bahwa Allah sedang melihat kondisinya ini.
Itulah yang diajarkan pada kita untuk keadaan seperti ini. Nabi yusuf berkata: âAku berlindung kepada Allahâ, aku mencari sebuah tempat dimana aku bisa mencari perlindungan Allah.â Karena kata âmaâaâ ini dihitung sebagai ism dorf, sebuah tempat. âAku mencari sebuah tempat dimana aku bisa mencari perlindungan Allah.â
âSungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik.â Ia sungguh memberiku tempat tinggal yang baik. Yang Nabi Yusuf maksudkan adalah Allah sebagai tuannya. Jika wanita ini tidak mempercayai bahwa Allah sebagai tuannya, paling tidak dengan mendengarkan kata yang sama, semoga wanita itu berfikir bahwa kata âtuanâ yang disebut tadi adalah kata âtuan untuk sang pemilik rumah (suaminya)â.
Wanita itu jelas tidak takut dengan Tuhan, tapi paling tidak ia takut dengan suaminya. Sehingga hikmah dari kata âTuanâ yang disebut Nabi Yusuf, bisa dihubungkan untuk Allah, karena yang ia maksudkan adalah âAllah telah merawatku. Bagaimana mungkin saya tidak setia pada Allah.â Wanita itu mendengarkan kata âTuankuâ, ia mungkin tidak berfikir tentang Allah, tapi mungkin ia berfikir tentang suaminya yang telah berbuat baik padaku. Jika kamu tidak takut dengan Tuhan, paling tidak berfikirlah kamu memiliki suami, sebelum kamu berbuat sesuatu yang seperti ini.
âSesungguhnya orang-orang zalim tiada akan beruntung.â Dan wanita itu pun tidak ingin memperlama pembicaraan tersebut. Sangat mengagumkan. Ketika ceritanya berlanjut, hal selanjutnya adalah, bukan âTenanglah wahai wanita, coba pikirkan hal ini, saya minta maaf.â Tidak seperti itu. Nabi Yusuf tahu wanita itu sedang tidak ingin diajak berbicara. Nabi Yusuf lebih baik lari. Jangan coba-coba duduk bersama wanita dan berkata: âAstaghfirullah, itu kan haram saudariku. Kamu seharusnya memikirkan apa yang kamu katakan.â
Tidak, tidak usah memberi nasihat, kamu tidak akan bisa memberi nasihat, kamu justru akan berlama-lama dengan wanita tadi. Jujurlah pada dirimu, cepat menjauh dari kondisi seperti ini. Cepat menjauh dari percakapan godaan semacam ini, jangan mengejar lebih jauh, tidak usah ditanggapi. Tidak usah ditanggapi SMS dari mereka, jangan lakukan, bertaubatlah dari hal seperti itu. Bahkan jangan kamu balas dengan: âSaya tidak akan meng-SMS kamu lagi.â Tidak perlu dikatakan. âKenapa kamu tidak balas email saya?â âTidak, Astaghfirullah ini bulan Ramadhan.â Tidak perlu dibalas, jangan sampai terajak. Hal yang sama berlaku juga untuk perempuan.
Jika kalian sungguh-sungguh ingin mengambil nasihat dari Al-Qurâan, maka ini adalah hal yang nyata. Ini bukan cuma sekedar kisah, ini juga cerita untukmu, sekarang tergantung kalian. Jika kamu terlibat dengan keadaan yang seperti ini, dan kamu sudah pernah mendengar ayat Al-Qurâan yang satu ini. Allah akan bertanya pada kita di hari pengadilan kelak. âKamu sudah mendengar ayatnya, apakah menurutmu itu cuma sekedar kisah saja?â Apakah ayat ini tidak berkaitan denganmu?â. Allah katakan, âIni juga berkaitan denganmuâ. Kamu pun disebutkan, ini adalah cerita dan nasihat untukmu.
Jangan hanya sekedar membaca kisah ini dan berfikir ini tidak ada kaitannya dengan âkehidupan pacaranmuâ. Jangan berfikir kisah ini tidak ada kaitannya dengan perbuatanmu yang tidak diketahui orang tuamu ataupun teman-temanmu. Ini berkaitan, ini amat sangat berhubungan denganmu. Bukan kebetulan kisah ini disebutkan di Al-Qurâan, ini adalah masalah sepanjang masa.
Dan bila kamu mengalami kondisi yang demikian, saya doakan kamu bisa belajar dari kisah Nabi Yusuf Alahis Salaam ini. Dan semoga membuatmu berfikir ulang atas segala perbuatan di masa hidupmu. Shalatmu, puasamu, bacaan Al-Qurâan mu dan tentang pacarmu juga. Seharusnya kamu tidak pacaran, kamu harus pikirkan. Ini bukanlah dosa yang kecil. Ini bukanlah perkara kecil yang kamu lakukan. Kamu sedang bermain-main dengan keyakinanmu.
Saya doakan anda, semoga anda kuat untuk melakukan hal yang benar, dan mengakhiri hubungan pacaran yang haram. Namun jika kamu tidak bisa mengakhiri pacaran tersebut maka buatlah menjadi hubungan yang halal (Menikah).
BarakAllahuli walakum, Assalamu alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.
*Transcript dari video Islam IDN https://www.youtube.com/watch?v=EKieln9yE1c **Reupload YouTube NAK Indonesia https://youtu.be/o-icKIud52U ***Reupload FB NAK Indonesia https://www.facebook.com/video.php?v=1643170475896886
Follow NAK Indonesia: http://nakindonesia.tumblr.com https://twitter.com/NoumanAliKhanID https://instagram.com/nakindonesia https://www.facebook.com/NoumanAliKhanIndonesia https://www.youtube.com/NAKIndonesia
Sebenarnya jika kita tanya hati kita paling dalam. Apakah kita mengerti dengan semua bacaan Sholat yang kita baca? Memang jika kita ingin mengetahui dan mengerti apa yg kita lafadzkan saat kita Sholat, maka hal itu akan sangat jauh lebih baik, malah mungkin jika kita resapi kita akan mendapatkan apa itu ke Khusyuk an dlm melaksanakan Sholat Fardhu kita. Rasulullah SAW bersabda âsholatlah seakan-akan engkau sedang melihat Tuhan atau Tuhan sedang melihatmuâ ( Rukun Ihsan ).
Mari kita mulai belajar meresapi arti dari bacaan Sholat kita. Karena Sholat merupakan Dzikir yang sempurna.
Takbir Takbiratul Ihram â-> ALLAAHU AKBAR
                             (Allah Maha Besar)
Iftitah Allaahu akbar kabiira, walhamdulillaahi katsiira, wa subhanallaahi bukrataw, waashiila. (Allah Maha Besar, dan Segala Puji yang sangat banyak bagi Allah, dan Maha Suci Allah sepanjang pagi, dan petang). Innii wajjahtu wajhiya, lillazii fatharassamaawaati walardha, haniifam, muslimaa, wamaa ana minal musrykiin. (Sungguh aku hadapkan wajahku kepada wajahMu, yang telah menciptakan langit dan bumi, dengan penuh kelurusan, dan penyerahan diri, dan aku tidak termasuk orang-orang yang mempersekutuan Engkau/Musryik) Innasshalaatii, wa nusukii, wa mahyaaya, wa mamaati, lillaahi rabbil âaalamiin. (Sesungguhnya shalatku, dan ibadah qurbanku, dan hidupku, dan matiku, hanya untuk Allaah Rabb Semesta Alam). Laa syariikalahu, wabidzaalika umirtu, wa ana minal muslimiin. (Tidak akan aku menduakan Engkau, dan memang aku diperintahkan seperti itu, dan aku termasuk golongan hamba yang berserah diri kepadaMu)
Al Fatihah Adapun Rasulullah SAW pada waktu membaca surah Al-Faatihah senantiasa satu napas per satu ayatnya, tidak terburu-buru, dan benar-benar memaknainya. Surah ini memiliki khasiat yang sangat tinggi sekali. Mari kita hafal terlebih dahulu arti per ayatnya sebelum kita memaknainya. Bismillaah, arrahmaan, arrahiim (Bismillaahirrahmaanirrahiim) (Dengan nama Allaah, Maha Pengasih, Maha Penyayang) Alhamdulillaah, Rabbil âaalamiin (Segala puji hanya milik Allaah, Rabb semesta âalam) Arrahmaan, Arrahiim (Maha Pengasih, Maha Penyayang) Maaliki, yaumiddiin (Penguasa, Hari Pembalasan/Hari Tempat Kembali) Iyyaaka, naâbudu, wa iyyaaka, nastaâiin (Hanya KepadaMulah, kami menyembah, dan hanya kepadaMulah, kami mohon pertolongan) Ihdina, asshiraathal, mustaqiim (Tunjuki kami, jalan, golongan orang-orang yang lurus) Shiraath, alladziina, anâam, ta âalayhim (Jalan, yang, telah Engkau beri niâmat, kepada mereka) Ghayril maghduubi âalaihim, wa laddhaaaalliiin. (Bukan/Selain, (jalan) orang-orang yang telah Engkau murkai, dan bukan (jalan) orang-orang yang sesat) Melanjutkan tulisan yang ketiga, maka setelah membaca Surah Al-Faatihah, maka hendaknya kita membaca ayat-ayat Al-Qurâan.
Rasulullah bersabda âApabila engkau berdiri utk shalat bertakbirlah lalu bacalah yg mudah dari al-Qurâan â.
Rukuâ
Lalu rukuâ, dimana ketika rukuâ ini beliau mengucapkan :
 Subhaana, rabbiyal, âadzhiimi, Wabihamdihi (Maha Suci, Tuhanku, Yang Maha Agung)
â-> dzikir ini diucapkan beliau sebanyak tiga kali. (Hadits Ahmad, Abu Daud, Ibn Majah, Ad-Daaruquthni, Al-Bazaar, dan Ath-Thabarani) Rasulullah sering sekali memperpanjang Rukuâ, Diriwayatkan bahwa : âRasulullaah SAW, menjadikan rukuânya, dan bangkitnya dari rukuâ, sujudnya, dan duduknya di antara dua sujud hampir sama lamanya.â (Hadits  Riwayat Imam Bukhari dan Muslim)
Iâtidal
Pada saat ketika kita iâtidal atau bangkit dari ruku, dengan mengangkat kedua tangan sejajar bahu ataupun sejajar telinga, seiring Rasululullah SAW menegakkan punggungnya dari rukuâ beliau mengucapkan:
Samiâallaahu, li, man, hamida, hu âMudah-mudahan Allah mendengarkan (memperhatikan) orang yang memujiNyaâ. (Hadits diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dan Muslim) âApabila imam mengucapkan âsamiâallaahu liman hamidahâ, maka ucapkanlah ârabbanaa lakal hamduâ, niscaya Allah memperhatikan kamu. Karena Allah yang bertambah-tambahlah berkahNya, dan bertambah-tambahlah keluhuranNya telah berfirman melalui lisan NabiNya SAW (Hadits diriwayatkan oleh Imam Muslim, Imam Ahmad, dan Abu Daud)
Hal ini diperkuat pula dengan : Disaat Rasulullah sedang Sholat berjamaah, lalu ketika Iâtidal beliau mengucapkan âSamiâallaahu, li, man, hamidahâ lalu ada diantara makmun mengucapkan âRabbanaa lakal hamduâ, Lalu pada selesai Sholat, Rasul bertanya âSiapakah gerangan yang mengucap âRabbanaa lakal hamduâ, ketika aku ber Iâtidal? Aku melihat para malaikat berlomba lomba untuk menulis kebaikan akan dirimu dari jawaban ituâ. Maka sudah cukup jelas bahwa mari kita mulai melafalkan : Rabbanaa, lakal, hamdu (Ya Tuhan kami, bagiMulah, segala puji) Kesmpurnaan lafadzh diatas :
mil ussamaawaati, wa mil ul ardhi, wa mil u maa shyiâta, min shai in, baâdu (Sepenuh langit, dan sepenuh bumi, dan sepenuh apa yang Engkau kehendaki, dari sesuatu, sesudahnya) (Kalimat diatas didasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Abu âUwanah)
Sujud
Ketika kita sujud, maka dengan tenang hendaknya kita mengucapkan doâa  sujud seperti yang telah dicontohkan Rasulullaah SAW. Dzikir ini beliau ucapkan sebanyak tiga kali, dan kadangkala beliau mengulang-ulanginya lebih daripada itu. Subhaana, rabbiyal, aâlaa, wa, bihamdi, hi (Maha Suci, Tuhanku, Yang Maha Luhur, dan, aku memuji, Nya) Duduk antara dua Sujud
Ketika kita bangun dari sujud, maka hendaklah kita melafadzkan seperti yang dilakukan Rasulullaah, dan bacalah doâa tersebuh dengan sungguh-sungguh, perlahan-lahan, dan penuh pengharapan kepada Allah SWT. Di dalam duduk ini, Rasulullah SAW  mengucapkan :
Robbighfirlii, warhamnii, wajburnii, warfaânii, warzuqnii wahdinii, wa âaafinii, WaâFuanni
(Ya Allah ampunilah aku, kasihanilah aku, cukupilah kekuranganku, sehatkanlah aku, dan berilah rizqi kepadaku) Dari Hadits yang diriwayatkan Muslim, bahwa Rasulullaah saw, kadangkala duduk tegak di atas kedua tumit dan dada kedua kakinya. Beliau juga memanjangkan posisi ini sehingga hampir mendekati lama sujudnya (Al-Bukhari dan Muslim). Duduk At-Tasyaahud Awal
Sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Muslim, Abu âUwanah, Asy-Syafiâi, dan An-Nasaâi. Dari Ibnu âAbbas berkata, Rasulullaah telah mengajarkan At-Tasyahhud kepada kami sebagaimana mengajarkan surat dari Al-Qurâan kepada kami. Beliau mengucapkan : Attahiyyaatul mubaarakaatusshalawaatutthayyibaatulillaah. Assalaamu âalayka ayyuhannabiyyu warahmatullaahi wa barakaatuh. Assalaamu âalayna wa âalaa âibaadillaahisshaalihiin. Asyhadu allaa ilaaha illallaah.
Wa asyhadu annaa muhammadarrasuulullaah.      (dalam riwayat lain : Wa asyhadu annaa, muhammadan, âabduhu, warasuuluh)
2. Menurut hadist yang diriwayatkan Imam Al-Bukhari, Muslim, dan Ibnu Abi Syaibah. Dari Ibn Masâud berkata, Rasulullaah saw telah mengajarkan at-tasyaahud kepadaku, dan kedua telapak tanganku (berada) di antara kedua telapak tangan beliau - sebagaimana beliau mengajarkan surat dari Al-Qurâan kepadaku : â-> (Mari diresapi setiap katanya sehingga shalat kita lebih mudah untuk khusyuk) Attahiyyaatulillaah, wasshalawatu, watthayyibaat. (Segala ucapan selamat adalah bagi Allaah, dan kebahagiaan, dan kebaikan). Assalaamu âalayka *, ayyuhannabiyyu, warahmatullaah, wa barakaatuh. (Semoga kesejahteraan dilimpahkan kepadamu , wahai Nabi, dan beserta rahmat Allah, dan berkatNya). Assalaamu âalaynaa, wa âalaa, âibaadillaahisshaalihiiin. (Semoga kesejahteraan dilimpahkan kepada kami pula, dan kepada sekalian hamba-hambanya yang shaleh). Asyhadu, allaa, ilaaha, illallaah. (Aku bersaksi, bahwa tiada, Tuhan, kecuali Allah). Wa asyhadu, anna muhammadan, âabduhu, wa rasuluhu. (Dan aku bersaksi, bahwa muhammad, hambaNya, dan RasulNya).
Notes : * Hal ini ketika beliah masih hidup, kemudian tatkala beliau wafat, maka para shahabat mengucapkan : Assalaamu âalannabiy (Semoga kesejahteraan dilimpahkan kepada Nabi). Bacaan shalawat Nabi SAW di akhir sholat
Rasulullah SAW. mengucapkan shalawat atas dirinya sendiri di dalam tasyahhud pertama dan lainnya. Yang demikian itu beliau syariâatkan kepada umatnya, yakni beliau memerintahkan kepada mereka untuk mengucapkan shalawat atasnya setelah mengucapkan salam kepadanya dan beliau mengajar mereka macam-macam bacaan salawat kepadanya. Berikut kita ambil sebuah hadits yang sudah umum/biasa kita lafadzkan, diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Muslim, dan Al-Humaidi, dan Ibnu Mandah.
Allaahumma, shalli âalaa muhammad, wa âalaa, aali muhammad. (Ya Allah, berikanlah kebahagiaan kepada Muhammad dan kepada, keluarga Muhammad) Kamaa, shallayta, âalaa ibrahiim, wa âalaa, aali ibraahiim. (Sebagaimana, Engkau telah memberikan kebahagiaan, kepada Ibrahim, dan kepada, keluarga Ibrahim). Wa âbarikh alaa muhammad, wa âalaa aali muhammad. (Ya Allah, berikanlah berkah, kepada Muhammad, dan kepada, keluarga Muhammad) Kamaa, baarakta, âala ibraahiim, wa âalaa, aali ibraahiiim. (Sebagaimana, Engkau telah memberikan berkah, kepada ibrahim, dan kepada, keluarga Ibrahim). Fil Allamina Innaka, hamiidummajiid. (Sesungguhnya Engkau, Maha Terpuji lagi Maha Mulia).
Salam
âRasulullah SAW. mengucapkan salam ke sebelah kanannya :
Assalaamu âalaikum warahmatullaahi wa barakaatuh
(Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepada kamu sekalian serta rahmat Allah, serta berkatNya),
 sehingga tampaklah putih pipinya sebelah kanan. Dan ke sebelah kiri beliau mengucapkan : Assalaamu âalaikum warahmatullaah
(Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepada kamu sekalian serta rahmat Allah), sehingga tampaklah putih pipinya yang sebelah kiri.â
( Hadist Riwayat : Abu Daud, An-Nasaâi, dan Tirmidzi )
Mari di perhatikan, bahwa ternyata ucapan kita ketika menoleh ke kanan (salam yang pertama) lebih lengkap daripada ucapan kita ketika menoleh ke kiri (salam yang kedua )
ââââââââââââââââââââââââââââââââââââââââ-
Subhanallah dan Alhamdulillah, Maha Benar Allah atas segala FirmanNya. Luar biasa sekali ya arti dari bacaan Sholat ini. Makin merunduk kita, makin terlihat kecil kita, makin menangis kita.
Saya berharap agar ini menjadi bagian dari jalan kemudahan untuk kita di dalam menggapai khusyuk dan memahami setiap gerakan yang kita lakukan. Maka jika kita tahu dan mengerti akan nikmatnya shalat itu, mari kita share ke keluarga kita.
Selamat meresapi dan jangan lupa untuk share ke orang orang yang kita cintai.
"UKURAN BAHAGIA" Haji Abdul Malik Karim Amirullah-HAMKA; "Kebahagiaan bukanlah pada harta yang mengumpul tapi taqwa akan Allah itulah BAHAGIA". /Ba-ha-gia/ merupakan keadaan tentram dan senang serta bebas dari segala yang menyusahkan -Kamus Besar Bahasa Indonesia- Seiring bertukarnya waktu dari masa ke masa setiap orang yang hidup pada masa lalu, masa sekarang , yang pernah hidup dan masih hidup selalu menginginkan hidup bahagia. Namun sejarah jua mencatat ukuran kebahagiaan setiap orang berbeda-beda. Ada yang berbahagia jika mendapatkan peringkat pertama selama pendidikan-TK, SD,SMP,SMA- ada yang berbahagia jika mencapai keinginan menjadi dokter, polisi, dosen, guru, pilot dan profesi lainnya. Berbahagia jika telah mencapai gelar Diploma; Sarjana; Master; Doktor bahkan Professor.Berbahagia jika bisa bekerja di perusahaan X masuk perguruan tinggi Y berpenghasilan senilai Z membeli rumah membangun rumah , telah menikah memiliki anak, sungguh bermacam-macam indikator kebahagiaan setiap orang. Tidak heran jika banyak kita manusia yang kecewa, frustasi dengan kenyataan yang ada jika kebahagiaan hanya berdasarkan segala hal yang sifatnya sementara. Sependapat dengan HAMKA bahagia adalah ketaqwaan terhadap Tuhan yang Esa. Kebahagiaan yang sejati berasal dari Dzat yang tidak mati yang tidak pernah ingkar janji. Segala macam urusan dunia bukanlah ukuran kebahagiaan melainkan hanya salah satu sarana yang diberikan untuk meningkatkan semangat hidup dan mempertebal rasa syukur. Jika bahagia yang kau maksud hanya berasal dari sesuatu yang cepat hilang dan bersifat sementara sangat wajar hatimu sempit fikiranmu kotor hatimu dengki karena bahagiamu hanya angan-angan nafsu belaka. Aku mulai mengubah bahagiaku; Aku bahagia bukan karena gelar ; bukan karena kedudukan; bukan karena pekerjaan; bukan karena kemewahan; bukan karena keturunan; bukan karena dunia. Semoga Allah adalah bahagiaku dan kamu mulai dari sekarang meskipun kamu punya 1001 mimpi jika bahagiamu adalah yang menggenggam raga dan mimpimu kau tak terkecewakan. ANDITA MINDA MORA Ruang Diskusi . . . . . . #talktomyself #selfreminder #happiness #write #love #positivevibes
đ˘đ˘đ˘
Kisah ini terjadi pada diri Rasulullah SAW sebelum meninggal
Rasulullah SAW telah jatuh sakit agak lama, sehingga kondisi. beliau sangat lemah.
Pada suatu hari Rasulullah SAW meminta Bilal memanggil semua sahabat datang ke Masjid. Tidak lama kemudian, penuhlah Masjid dengan para sahabat. Semuanya merasa rindu setelah agak lama tidak mendapat taushiyah dari Rasulullah SAW.
Beliau duduk dengan lemah di atas mimbar. Wajahnya terlihat pucat, menahan sakit yang tengah dideritanya.
Kemudian Rasulullah SAW bersabda: âWahai sahabat2 ku semua. Aku ingin bertanya, apakah telah aku sampaikan semua kepadamu, bahwa sesungguhnya Allah SWT itu adalah satu2nya Tuhan yang layak di sembah?â
Semua sahabat menjawab dengan suara bersemangat, â Benar wahai Rasulullah, Engkau telah sampaikan kepada kami bahwa sesungguhnya Allah SWT adalah satu2nya Tuhan yang layak disembah.â
Kemudian Rasulullah SAW bersabda: âPersaksikanlah ya Allah. Sesungguhnya aku telah menyampaikan amanah ini kepada mereka.â
Kemudian Rasulullah bersabda lagi, dan setiap apa yang Rasulullah sabdakan selalu dibenarkan oleh para sahabat.
Akhirnya sampailah kepada satu pertanyaan yang menjadikan para sahabat sedih dan terharu.
Rasulullah SAW bersabda: âSesungguhnya, aku akan pergi menemui Allah. Dan sebelum aku pergi, aku ingin menyelesaikan segala urusan dengan manusia. Maka aku ingin bertanya kepada kalian semua. Adakah aku berhutang kepada kalian? Aku ingin menyelesaikan hutang tersebut. Karena aku tidak mau bertemu dengan Allah dalam keadaan berhutang dengan manusia.â
Ketika itu semua sahabat diam, dan dalam hati masing2 berkata âMana ada Rasullullah SAW berhutang dengan kita? Kamilah yang banyak berhutang kepada Rasulullahâ.
Rasulullah SAW mengulangi pertanyaan itu sebanyak 3 kali.
Tiba2 bangun seorang lelaki yang bernama *UKASYAH,* seorang sahabat *mantan preman* sebelum masuk Islam, dia berkata:
âYa Rasulullah! Aku ingin sampaikan masalah ini. Seandainya ini dianggap hutang, maka aku minta engkau selesaikan. Seandainya bukan hutang, maka tidak perlulah engkau berbuat apa-apaâ.
Rasulullah SAW berkata: âSampaikanlah wahai Ukasyahâ.
Maka Ukasyah pun mulai bercerita: âAku masih ingat ketika perang Uhud dulu, satu ketika engkau menunggang kuda, lalu engkau pukulkan cambuk ke belakang kuda. Tetapi cambuk tersebut tidak kena pada belakang kuda, tapi justru terkena pada dadaku, karena ketika itu aku berdiri di belakang kuda yang engkau tunggangi wahai Rasulullahâ.
Mendengar itu, Rasulullah SAW berkata: âSesungguhnya itu adalah hutang wahai Ukasyah. Kalau dulu aku pukul engkau, maka hari ini aku akan terima hal yang sama.â
Dengan suara yang agak tinggi, Ukasyah berkata: âKalau begitu aku ingin segera melakukannya wahai Rasulullah.â
Ukasyah seakan-akan tidak merasa bersalah mengatakan demikian.
Sedangkan ketika itu sebagian sahabat berteriak marah pada Ukasyah. âSungguh engkau tidak berperasaan Ukasyah, bukankah Baginda sedang sakit..!?â
Ukasyah tidak menghiraukan semua itu. Rasulullah SAW meminta Bilal mengambil cambuk di rumah anaknya Fatimah.
Bilal meminta cambuk itu dari Fatimah, kemudian Fatimah bertanya: âUntuk apa Rasulullah meminta cambuk ini wahai Bilal?â
Bilal menjawab dengan nada sedih: âCambuk ini akan digunakan Ukasyah untuk memukul Rasulullahâ
Terperanjat dan menangis Fatimah seraya berkata: âKenapa Ukasyah hendak pukul ayahku Rasulullah? Ayahku sedang sakit, kalau mau mukul, pukullah aku anaknyaâ.
Bilal menjawab: âSesungguhnya ini adalah urusan antara mereka berduaâ.
Bilal membawa cambuk tersebut ke Masjid lalu diberikan kepada Ukasyah. Setelah mengambil cambuk, Ukasyah menuju ke hadapan Rasulullah.
Tiba2 Abu bakar berdiri menghalangi Ukasyah sambil berkata: âUkasyah..! kalau kamu hendak memukul, pukullah aku. Aku orang yang pertama beriman dengan apa yang Rasulullah SAW sampaikan. Akulah sahabatnya di kala suka dan duka. Kalau engkau hendak memukul, maka pukullah akuâ.
Rasulullah SAW: âDuduklah wahai Abu Bakar. Ini urusan antara aku dengan Ukasyahâ.
Ukasyah menuju kehadapan Rasulullah. Kemudian Umar berdiri menghalangi Ukasyah sambil berkata:
âUkasyah..! kalau engkau mau mukul, pukullah aku. Dulu memang aku tidak suka mendengar nama Muhammad, bahkan aku pernah berniat untuk menyakitinya, itu dulu. Sekarang tidak boleh ada seorangpun yang boleh menyakiti Rasulullah Muhammad. Kalau engkau berani menyakiti Rasulullah, maka langkahi dulu mayatku..!.â
Lalu dijawab oleh Rasulullah SAW: âDuduklah wahai Umar. Ini urusan antara aku dengan Ukasyahâ.
Ukasyah menuju ke hadapan Rasulullah, tiba2 berdiri Ali bin Abu Talib sepupu sekaligus menantu Rasulullah SAW.
Dia menghalangi Ukasyah sambil berkata: âUkasyah, pukullah aku saja. Darah yang sama mengalir pada tubuhku ini wahai Ukasyahâ.
Lalu dijawab oleh Rasulullah SAW: âDuduklah wahai Ali, ini urusan antara aku dengan Ukasyahâ .
Ukasyah semakin dekat dengan Rasulullah. Tiba2 tanpa disangka, bangkitlah kedua cucu kesayangan Rasulullah SAW yaitu Hasan dan Husen.
Mereka berdua memegangi tangan Ukasyah sambil memohon. âWahai Paman, pukullah kami Paman. Kakek kami sedang sakit, pukullah kami saja wahai Paman. Sesungguhnya kami ini cucu kesayangan Rasulullah, dengan memukul kami sesungguhnya itu sama dengan menyakiti kakek kami, wahai Paman.â
Lalu Rasulullah SAW berkata: âWahai cucu2 kesayanganku duduklah kalian. Ini urusan Kakek dengan Paman Ukasyahâ.
Begitu sampai di tangga mimbar, dengan lantang Ukasyah berkata:
âBagaimana aku mau memukul engkau ya Rasulullah. Engkau duduk di atas dan aku di bawah. Kalau engkau mau aku pukul, maka turunlah ke bawah sini.â
Rasulullah SAW memang manusia terbaik. Kekasih Allah itu meminta beberapa sahabat memapahnya ke bawah. Rasulullah didudukkan pada sebuah kursi, lalu dengan suara tegas Ukasyah berkata lagi:
âDulu waktu engkau memukul aku, aku tidak memakai baju, Ya Rasulullahâ
Para sahabat sangat geram mendengar perkataan Ukasyah. Tanpa berlama2 dalam keadaan lemah, Rasulullah membuka bajunya. Kemudian terlihatlah tubuh Rasulullah yang sangat indah, sedang beberapa batu terikat di perut Rasulullah pertanda Rasulullah sedang menahan lapar.
Kemudian Rasulullah SAW berkata: âWahai Ukasyah, segeralah dan janganlah kamu berlebih2an. Nanti Allah akan murka padamu.â
Ukasyah langsung menghambur menuju Rasulullah SAW, cambuk di tangannya ia buang jauh2, kemudian ia peluk tubuh Rasulullah SAW seerat-eratnya. Sambil menangis sejadi2nya,
Ukasyah berkata: âYa Rasulullah, ampuni aku, maafkan aku, mana ada manusia yang sanggup menyakiti engkau ya Rasulullah. Sengaja aku melakukannya agar aku dapat merapatkan tubuhku dengan tubuhmu.
Seumur hidupku aku bercita2 dapat memelukmu. Karena sesungguhnya aku tahu bahwa tubuhmu tidak akan dimakan oleh api neraka.
Dan sungguh aku takut dengan api neraka. Maafkan aku ya RasulullahâŚâ
Rasulullah SAW dengan senyum berkata: âWahai sahabat2ku semua, kalau kalian ingin melihat ahli Surga, maka lihatlah Ukasyah..!â
Semua sahabat meneteskan air mata. Kemudian para sahabat bergantian memeluk Rasulullah SAW.
Meski sudah sering membaca dan mendengar kisah ini berulang-ulang, tetap saja kita menangis.
Semoga tetesan air mata ini membuktikan kecintaan kita kepada Rasulullah SAW.
Hari ini pukul 11.01 WIB hari Rabu 21 Desember 2016 umurku 22 tahun 10 bulan , pada usia sekarang ini aku merasakan kegalauan yang sangat besar terkait masa depan. Masa depan yang belum pasti dapat aku jalani . Masa depan yang aku tidak tahu kapan dan apa yang akan berlaku nantinya. Apa pekerjaanku? Menjadi orang yang bagaimanakah aku kelak ? Siapa jodohku? Masihkah aku dapat berkumpul dengan anggota keluarga ku? Bagaimana mereka nanti đđ Kalian tahu? Aku galau diusia ini aku khawatir pada hari ini. Apa yang telah aku dapatkan dan apa yang telah aku bagikan? Apa yang telah aku dapatkan dan apa yang telah aku perbuat. Mari mundur ke belakang ketika aku berumur 15 tahun sekitar 7 tahun yang lalu đŠ ketika diusia itu aku pun galau . Galau aku akan seperti apa kuliah /kerja dimana mau kemana dan apakah aku masih diberikan kesempatan untuk hidup. Hari ini lah ternyata masa depan yang aku khawatirkan ketika usiaku 15 tahun . Aku ingat Orang bijak pernah berkata "Kita hari ini adalah cerminan Kita di masa Depan". Saya ingin menarik mundur kembali apa yang telah saya perbiat 5-7tahun lalu. . . . Waktu itu aku tinggal dengan saudara mama. Mereka memiliki warung ayam bakar yang superrr enakđ. Waktu itu aku adalah murid pindahan dari SMP Negeri di Kota Medan. Waktu yang aku pakai saat itu 60% gak tahu kemana mungkin sibuk ekstrakurikuler 20%belajar 5%dirumah bermimpi 5%jadi tukang cerita/ngerumpii đ Dan beda 360° dengan temanku yang bisa dikatakan sekarang kehidupannya jauuuuh lebih baik daripada aku tapi aku bersyukur lhoo ini hanya ingin merunutkan kejadian berdasarkan kejadian lampau. Beliau wanita, cantik sholeha dari keluarga sederhana. Jujur saya tahu banyak yang tidak suka dia karena dia mungkin sempurna untuk kebaikan. Beliau tidak pernah keluar malam senin selasa rabu sabtu malam apapuun!! Selalu ramah rendah hati sampai terkesan lebaii đĽ ibadahnya juga baik kalau aku dulu aaah jangan ditanyaaa đđ lanjut lagi haha dan sekarang aku tersadar ternyata perputaran rezeki yang datang tergantung pada sikap kita perangai/kelakuan kita terhadap sang pemberi rezeki. Universitas yang beliau tuju waktu itu adalah IPB dengan jurusan Kedokteran Hewan as same as like Kehutanan di IPB pass-Grade nya kenapa dulu saya tidak ambil hal yang serupa IPB, ternyata itulah cara Tuhan mengatur Rezeki hambanya. Mereka yang tekun tidak melakukan dosa besar sering bertaubat Allah melejitkan rezekinya (pergaulannya, kesehatannya, keuamgannya,pekerjaannya) . Untuk orang yang biasa2 usaha dan doanya seperti saya di masa itu sekarang masih di Sumatera, Alhamdulillah Allah Maha pemberi Rahmat bagi yang berusaha dan berdoa meskipun bersekolah di pulau Sumatera saya dipertemukan juga dengan lingkaran yang baik , Alhamdulillah. . . . . Nah, sekarang sudah ingatkan Dit? Gimana cara Allah menetapkan rezeki untuk hambaNya? Hari ini apa yang kau lakukan adalah cerminan kehidupan mu 5-7tahun kedepan . Jangan mau jadi orang yang biasa biasa ibadahnya biasa mimpinya biasa kelakuannya biassaaa semuaa. Gimana Dit sudah siap bertaubat? Memohon ampunan Nya ? Jangan takut meletakan Allah di hati Dit. Allah yang jamin semuanya insyaAllah. Berusahaa Berdoa Bertaubat atas segala yang pernah diperbuat karena tidak ada manusia yang luput dari dosa.
Dia yang berjalan sendiri ditengah kemalutnya hidup,semoga Allah membukakan pintu rezwki seluas-luasnya.
-Dita Kepada Desi
Ingin setegar Ibunda Khadijah R.A binti Khuwailid, secerdas Aisyah binti Abu Bakar| Pencari Ridho-Nya dan Pengagum umat terbaikNya Rasullah Muhammad SAW⥠Punya mimpi untuk menjadi orang berguna
242 posts