I just need to not overthink.
Everything i love, everything lose.
Sarjana soon. 🎓
Beautifull place long time ago. Pohon kapas di sepanjang jalan, seperti melihat kedamaian yang selaras serta nilai-nilai kearifan lokal yg menyejukan tanpa hiruk pikuk kebobrokan modernitas. Tepatnya kesederhanaan, tanpa sebuah tekanan akan realitas semu belaka.
Aku memikirkanmu Sedang apa kau malam ini? Apakah kau sedang tertidur lelap? Sambil memimpikan indah tentang diriku? Aku hanya ingin tahu Sekedar ingin tahu kau Bukan untuk mengganggu Semoga tidurmu lelap tanpa terganggu Doaku malam ini selalu ada untukmu Untuk kau yang selalu kurindu Aku merindumu sungguh Dan aku ingin tahu sedang apa dirimu -Situbondo, 30 Juli 2015
The world's a fucked up place, but it depends on how you see it Life is full of change, you grow up and then you feel it. “smooth seas don't make good sailors”
dan lagi, hidup itu lyfe~ *moshing*
Keep ur mind don’t read books.
Mengapa karya-karya seni bisa dibilang aliran musik (genre) dan beberapa budaya-budaya yg kuat mengakar dan populer justru terbentuk di tengah-tengah kapitalisme? Dan anehnya budaya atau karya seni tersebut awalnya adalah sebuah bentuk perlawanan terhadap kapitalisme namun pada akhirnya budaya atau seni tersebut justru menjad pasar bagi kapitalisme itu sendiri. Apakah setiap budaya atau seni yg lahir ditengah-tengah kapitalisme selalu dibajak untuk dijadikan pasar bagi para kapitalis? Atau bagaimana kah?