Aku kuat aku kuat. π₯π₯π tanggal segini gaji belum cair, yuk bisa yuk
kok aku ngerasa cuma jadi tempat sampah dia doang ya?
gini lho.
kalau dia ada unek-unek, dia bakal nyari aku untuk cerita, ngomong berdua, dan gak boleh ketahuan siapa-siapa.
kalau kita lagi rame, akunya gak dianggap. dicuekin. dibiarin aja.
aku gak ada harganya, dan gak pantes punya temen (?)
Cerdas mengelola emosi.
Sering bgt, kalau lagi gak mood dan ditanya-ditanyain sesuatu pasti bawaannya pengen marah dan emosi. Apalagi pertanyaannya menyentil sesuatu yang membuat mood down kebawah.
" kenapa marah ? Kan nanyanya baik-baik ! Udah ah males !"
Aku marah, karena pertanyaannya. Bukan caramu membawakan pertanyaan.
Well. Aku akui aku salah. Sekarang aku tidak mau menyalahkan ataupun membela perilakuku. Inhale exhale. Aku terima kamu apa adanya hari ini diriku. Janji ya besok gak gitu lagi. Kalau gak mood ditanya mending jawab gak tahu aja dengan santai, gak usah pake urat :). Jawab aja dengan jawaban simpel sampai orang itu gak perlu bertanya lagi. Energimu sayang kalau dipake buat marah diriku sayang :))
semalem aku mimpi kalau aku lagi hamil, terus bayi dalem perutnya nendang untuk pertama kalinya, sekilas aku ngerasa terharu, oh jadi gini bahagianya ibu hamil kalau pertama kali merasakan tendangan bayi dalam perutnya.
trus ternyata bayinya harus lahir premature (usianya 7 bulan), trus lahiran, trus udah aku bangun. abis itu bingung sendiri wkwkwk.
katanya mimpi lagi hamil itu insyaallah pertanda datangnya rezeki. aamiin ya Allah, positif thinking aja. Walaupun aku bingung apa maksud dari bayi yg lahir premature itu :)))
udah jam 22.08, jam tidurku udah lewat 38 menit.
Teh Roem, makasih yaa udah mau temenan sama aku. Dimanapun, aku selalu merasa dikucilkan oleh orang-orang. Rasanya gak ada yang mau temenan sama aku. Dianggap tidak ada sudah biasa dan aku gak ekspektasi banyak untuk hal pertemanan.
Kadang aku iri sama teteh, semua orang sayang dan peduli sama teteh. Kenapa ya aku gak bisa kayak teteh ? Hmm tapi teteh emang baik banget sih, gak heran orang-orang look feel comfort with you teh.
Tapi seperti yang kubilang diawal, aku gak ekspektasi bisa punya banyak temen. Karena dari dulu aku gak bisa bergaul sama banyak orang, aku minder karena orang-orang terlihat menjauh dariku.
Teh Roem yang pertama kali menyapa disaat aku gak tau dan gak kenal siapa-siapa, yang selalu gak enakan kalau gak sempet ngambilin makan siang dan makan bareng ( padahal mah gak apa-apa, gak harus setiap saat makan bareng hehe ), teh Roem yang selalu nge-WA " teteh wfh ?" Kalau misalkan aku belum terlihat di ruangan.
Teh, you always support me. You know my worth and always bring positive vibes on me. Hal-hal yang orang lain gak pernah lihat di aku, bisa teteh lihat dan apresiasi.
Teh, makasih sekali lagi π₯Ί
Teteh bebas mau temenan sama siapa aja, dan aku gak akan ekspektasi apapun dari teteh. Aku gak bisa iri kalau teteh punya banyak orang yang mau temenan dan sayang sama teteh, karena teteh orang baik !
Aku sedih lho teh nulis ini, sedih karena terharu gitu.
Baarakallahu fiik teh, semoga pertemanan kita sampai jannahnya.
Aamiin.
Hari ini aku dikejutkan dengan pengakuan rekan kerjaku. Katanya seseorang mengatakan padanya agar jangan terlalu dekat denganku, karena.... bisa saja aku menjadi "musuh dalam selimut".
"Biasanya musuh itu muncul dari yang satu selimut dengan kita..."
"Maksud kamu apa? Asisten kelas aku?"
"Iya... gak usah terlalu dekat sama dia. Tapi yaa gak usah gimana gimana juga"
Itu kutipan percakapan yang kutangkap dari pengakuan rekan kerjaku.
Jujur mendengar hal itu, aku tertohok. Sedih. Dan tentunya langsung ingin muhasabah diri. Tapi mengapa rekan kerjaku mau menyampaikan hal ini kepadaku? Bukannya biasanya seseorang akan menyembunyikan hal semacam ini dari orangnya? Apa rekan kerjaku percaya padaku bahwa aku tidak akan seperti itu? Atau malah sebaliknya mau ngetes aku?
Gak pernah terlintas sekalipun dalam pikiranku untuk menjatuhkan seseorang, apalagi rekan kerja yang sekarang menjadi partnerku dalam mengurus kelas, malahan aku selalu berusaha untuk membantu dia, meringankan beban dia π ya karena memang itulah tugasku sebagai asisten.
Awalnya aku bertanya siapa yang mengatakan hal seperti itu pada rekanku, tapi beliau enggan menyebutkan. Aku pun tidak memaksakannya karena bukan bukan hak ku untuk memaksa, dan...
Aku merasa lebih baik untuk tidak mengetahui apapun. Jika aku tahu siapa dia, mungkin pandanganku pada orang tersebut akan berubah, mungkin saja aku jadi akan benci dia, yang padahal awalnya biasa saja.
Ah andai saja aku tak pernah mendengarnya, aku pasti tidak akan kepikiran hingga sekarang. Jujur perkataan "musuh dalam selimut" itu sungguh menikam dan menjadi beban buatku.
Aku serahkan saja pada Allah. Aku sudah capek, dan sebenarnya tidak ingin membuat tubuh bertambah letih dengan memikirkan penilaian orang lain.
Tapi aku penasaran, kenapa orang tersebut berpikir demikian?
Apa aku memang sejahat itu? ππ₯Ί
Aku jadi mengintropeksi, jangan-jangan selama ini aku memang jahat???? Hanya saja aku yang tidak sadar.
Aku jadi sibuk menerka-nerka, siapa dia yang berpikir seperti itu?
Dipikir-pikir aku sangat jarang berinteraksi dengan rekan kerja yang lain. Sangat jarang :))
Tapi aku memang memiliki satu "sahabat" rekan kerja yang menjadi tempatku membuang semua keluh kesahku, dan sebaliknya "sahabatku" itu juga sering berkeluh kesah dan bercerita padaku. Kami saling bercerita tentang semua hal-hal yang kami sukai dan tidak kami sukai di tempat kerja, termasuk orang-orangnya. Apakah itu normal? Pasti kita akan berada di situasi yang tidak mengenakkan kan di tempat kerja? Terlebih jika sedang kesal dgn teman kerja karena sesuatu, dan kesalnya itu juga hanya sementara, lalu memilih untuk menceritakan hal itu kepada "sahabat" untuk menampung keluh kesah.
Ah iya dipikir-pikir aku memang jahat. Memang jahat menceritakan keburukan seseorang di belakangnya. Walau hampir semua orang melakukannya, walau itu kelihatan normal, tapi tetap saja itu "jahat!"
Aku tidak mau berspekulasi kejauhan. Apa iya sahabatku sendiri yang membocorkan ceritaku? :)) tapi aku yakin sahabatku tidak melakukan hal itu. Wallahu a'lam :(
Ah rasanya tidak ada satupun manusia yang bisa dipercaya.
Termasuk aku mungkin. Sebagai orang yang ditumpahi dengan berbagai cerita dan rahasia oleh sahabatku, aku berusaha untuk menjaga itu semua. Benar-benar menjaganya.
Tapi untuk sekarang aku memilih untuk menyalahkan diri sendiri, lalu intropeksi diri.
Jangan lagi ya aku menceritakan keburukan orang lain, bahkan pada orang yang dianggap sahabat sekalipun. Cukup dipendam sendiri saja jika menemukan sesuatu dari diri seseorang.
Karena aku juga buka manusia sempurna, aku juga punya aib yang banyak :)) masa iya begitu mudahnya mengumbar aib seseorang, padahal aib sendiri tidak sudi diketahui orang.
Dear diriku. Itulah penilaian manusia tentang kamu, kamu yang merasa selama ini baik-baik saja, ternyata sangat buruk di mata orang lain.
Ingat. Jadikan kejadian hari ini sebagai pelajaran ya.
Dan jangan lupa untuk memperbaiki diri.
Terima kasih sudah menulis ini, diriku... semoga kamu paham dan tidak kepikiran lagi :((
Kota B. 18/9/23
sahabatku mengirim pesan singkat " adikku meninggal " , aku ingin menghibur dan menguatkannya.. tapi mendengar berita duka ini membuatku tidak bisa berkata apa-apa selain innalillaahi
π₯Ίπ₯Ί dear my bestie, i feel u so much. aku juga turut berduka. sungguh kabar kematian adikmu juga menjadi cambuk dan nasihat bagiku. umurku, umurmu, umur kita semua... siapa yang tahu sampai mana batasnya selain Dia yang Maha Tahu
Ceng : Cong, kamu kan pinter tuh, banyak pengalaman juga, pengetahuan juga oke, kok kamu malah menjadi bodoh di depan banyak orang?
Cong : Terkadang, kita perlu menjadi bodoh untuk bertemu orang Ceng agar kita gak terkesan mengguru.
Ceng : Tapi kan Cong kita hanya membagikan apa pengalaman kita, pengetahuan yang kita punya, toh menurutku itu ga ada salahnya.
Terkadang kita perlu mengosongkan gelas kita terlebih dahulu sebelum kita berjumpa dengan seseorang.
Bukan menjadi bodoh.
Lebih tepatnya hanya saja menutupi setiap apa yang kita miliki. Karena setiap manusia tidak suka diberi saran, kritik dan masukan apalagi diberi tentang ilmu pengetahuan yang terkesan seperti menggurui.
Jadilah manusia yang penuh dengan kerendahan hati serta penuh kebijaksanaan.
Manusia yang berlapang dada menerima saran dan kritik yang membangun.
Manusia yang tak merasa marah jika diberi pengetahuan ataupun pengalaman hidup.
Bukan terhebat ataupun yang tercerdas. Bukan terlemah ataupun yang penuh dengan kebodoha juga.