Sarapan :') – View on Path.
Day 6
Owh So Muslim (OSM)
Purchase OSM Ramadhan Booklet here! http://www.owhsomuslim.com/osmshop
Hari ini banyak kejadian yang bisa diabadikan dalam sebuah pembelajaran yang hakiki (me: hqq). Mulai dengan yah media sosial yang kembali ramai dengan panas sisa pilkada dengan adanya berita yang membuatku secara pribadi menundukkan kepala dan berdoa kepada setiap insan yang mulia hatinya untuk selalu dilapangkan dadanya. Aku bukan orang yang berhak untuk bicara banyak (selain karena tak mau) karena keterbatasan ilmu. Tapi, keberpihakan itu tidak bisa kupungkiri dalam hatiku yang paling dalam. Untuk Bapak yang sedang dalam cobaan, ada banyak doa yang membumbung ke udara agar Bapak selalu tabah. Aku benci dengan kebencian. Dan ada satu titik kemunduran yang kembali dilakukan oleh negeri ini. Di antara bergaungnya Marsinah dalam #MelawanLupa ini akan menjadi satu seremonial mengheningkan cipta yang paling khusyu.
Lalu, karena ketidakmumpunian pengetahuan mari kita tinggalkan sejenak apa yang menjadi paragraf di atas. Beranjak ke pelajaran yang kedua. Jadi kemarin sore ada seorang sahabat yang menghubungiku melalui WhatsApp bahwa aku dipanggil untuk wawancara di salah satu institusi yang kebetulan sedang membutuhkan tenaga seperti yang dikatakannya tempo lalu. Sampailah pada pembahasan paling sensitif tapi krusial, gaji. Sempat merasa kaget dengan gaji yang bisa dibilang begitu kecil untuk pekerjaan penuh waktu. Sangat kecil bahkan. Bimbang dan bimbang menutup hari sore kemarin.
Paginya, masih ada keengganan untuk memenuhi panggilan itu tapi sekaligus tidak tahu kalau menolak harus bilang apa. Dan kondisi diperparah dengan kesengajaan diri yang kampret ini melihat berbagai profil teman atau idola di LinkedIn. Makin kurang ajar sama diri sendiri lagi sengaja download aplikasi Qerja. Dan rendah diri kembali muncul.
Di antara berbagai posisi prestisius teman seangkatan dengan gaji yang bisa dikatakan tinggi, maka gaji di tempat aku akan bekerja ini mungkin hanya 1/6-nya atau lebih tinggi sedikit. Yang paling membuat helaan napas panjang adalah di usia yang lebih muda, ada seorang teman yang baru saja diterima sebagai seorang Product Manager di perusahaan Platform Travel yang menawarkan gaji yang bahkan General Manager di perusahaan menengah saja belum sebanyak itu. Dan, itu di usia 21 tahun. Ikut bangga untuknya.
Lalu, ada satu hal yang membuatku akhirnya yakin. Setelah riset sebentar dan baca-baca tentang apa yang akan aku tangani nanti lalu aku mengharuskan diri untuk merasa mantap. Karena aku merasa ini akan menjadi passionku. Menjadi environment care-taker. Akhirnya datanglah waktu wawancara. Yang ditanyakan standar tentang kompetensi diri.
Belum ada keputusan final aku akan diterima atau tidak, tapi satu hal yang aku garisbawahi di sini adalah proses pencapaian sepakat setelah berdialog relasi dengan diri sendiri adalah dengan menurunkan ego dan tidak merasa tinggi hati. Karena pada kenyataannya aku memang belum siapa-siapa. Tapi, dengan berani mempertimbangkan apa value yang bisa aku dapat dari pekerjaan itu nanti adalah proses berpikir yang perlu diapresiasi. Dan ketakutan lain tentang 'bebas finansial' yang selalu membayangi tetap akan dicarikan jalan keluarnya tanpa menciderai diri sendiri. Semoga.
Bahwa sekali lagi, hidup tidak selalu seperti apa yang kita idam-idamkan. Kesempatan yang datang boleh jadi adalah skenario Tuhan untuk menjadikan kita ‘seseorang’ ke depannya nanti sesuai value masing-masing yang ingin dicapai. Mungkin satu hal yang perlu dicatat adalah bahwa selama ada lingkungan yang berpotensi membawa pada kebaikan maka tidak seharusnya itu ditolak. Dan mungkin berjuang memang tidak pernah sesederhana itu.
(Tulisan ini masih akan berlanjut dengan pembelajaran lain yang terjadi di hari Selasa, 9 Mei 2017 setelah Bogor hujan deras)
Dapat tamparan habis baca sebuah quotes dari Bapak Stephen Hawking -_- "People won’t have time for you if you are always angry or complaining". Aku yang selalu bermasalah sama diri aku sendiri dengan kebiasaan yang suka marah-marah ngga jelas. Aku yang selalu bermasalah dengan orang disekitarku dengan sifatku. Selalu merasa ngga punya perasaan yang berkualitas sampai pikiran ngga jelas sering gentayangan. Susah ya kalau diri sendiri aja ngga bisa dipercayai. Aku yang selalu takut jadi diri sendiri. Aku yang selalu terbawa emosi. Aku yang tak mau begini terus. Aku yang ingin berubah. Aku yang tak bergerak. Aku yang harus berealisasi! Aku yang semoga selalu dalam semogaku.
hope bestie ever @ecotourism49 :)
:')
Khusyu'-
We had a silent connection, unnoticed by most. We seemed oblivious to each other, but the magnetic pull between us existed. What perfect strangers we make now. We pulled the magnets far enough apart to barely feel their tug.
it’s almost as if we’ve never spoken (via multa--paucis)
What the frickin distance and hateful akwardness
I don't do reseacrh or just simply search for something destructives. Cause my life so much full of something that i doesn't know yet. Too precious to taking care of people thingking mostly in negativity verbs. And I won't let my self to refused all things about thingking of that. Just say that that my tips to control my self never thingking back negativity. Too much transformation in people life. Everything heck happen to our life, just make sure that you taking full of responsibility. And no one doesn't know and can't rate you low. So much hatred happen lately because of social standard that you live in. People just forget that you have your own life to live. In order you doesn't disturb and disadvantegeous people in personal tho, you good and fine. Mostly i'm thingking why people can't live with purity constructive themselves and respect for the others? Like who are you rightful to judge someone you doesn't know? Even you're people closed, you not justified to do that. One thing you can do is give them constructive suggestions. Not suddenly judging and spread hatred. People, still human have heart inside. It can hurted by just one word. Like stop being judge people especially in their personal life. If you so much care, ask them and then give them some suggestion. If you stop or continuing your judging, you get nothing except an other harted. Maybe quote from Pramoedya can related with this situation, "Be fair since your mind."
Socrates dalam quote yang paling membahana. Orang yang bijaksana adalah orang yang tahu bahwa dirinya tidak tahu. Makna filosofis tentang seharusnya seorang manusia menjalani hidupnya dengan berjalan di bawah bayang kekuasaan Tuhan. Manusia hanya makhluk pengikut yang daya upayanya lebih sedikit dari pada daging tak bertulangnya. Itu menjadi malapetaka tentang hati yang koyak dan mencoreng moreng makna kebaikan. Sudah sebaik dan sepantasnya bahwa tidak tahu ada menjadi suatu keharusan. Tidak tahu yang dimaksud oleh filsuf itu adalah tidak tahu yang sadar atas ketidaktahuan itu.
Pada saat kita sudah berada di titik terendah, hanya ada satu jalan yang bisa dilalui. Yaitu jalan kembali ke atas!
Noah The Movie
THIS!
(via firranayana)
INI!
Human behavior flows from three main source : desire, emotion, and knowledge. The only true wisdom is in knowing you know nothing-
233 posts