Ternyata ada hal yang lebih sulit dari belajar kuliah. Lebih sulit dari melawan rasa kantuk mendengarkan dosen saat kelas atau memahami materi kuliah yang isinya beratus2 slide. Sistem kebut semalam untuk belajar ujian sejujurnya masi sering kulakukan, tidak maksimal, tapi ya sudah cukup. Maap ini tidak baik
Sejatinya saat berhadapan dengan sulitnya materi kuliah atau melawan rasa kantuk saat kelas, ada pembelajaran lain yang aku dapatkan: mengatur emosi. Rasanya tidak mudah. Berkali2 bahkan sampai detik ini aku masih suka menggerutu “kenapa si?!” atau “gimana si ini?!” dengan keadaan2 tersebut. Tapi seringnya diakhiri dengan penyesalan seperti “knp ya tadi aku marah2 gitu”
Rasanya ingin sekali pandai dalam mengontrol emosi dan pandai bersikap. Pembelajaran untuk sampai pada titik tersebut menurutku agak berbeda. Menjadi orang yang sabar misalnya. Rasanya tidak didapatkan dengan 1 atau 2 masalah. Butuh waktu, butuh belajar untuk memahami pentingnya sabar, butuh mengalah, dsb.
Belajar mengontrol emosi adalah pembelajaran seumur hidup, ya waalupun untuk belajar di kuliah pun kita harus menerapkan hal tsb karena perkembangan informasi dan kebutuhan untuk terus memperbaharuinya, tetapi bukankan frekuensi masalah hidup lebih sering dibandingkan masalah kuliah? Bahkan bisa dikatakan masalah kuliah bagian dari masalah hidup.
Sampai usia saat ini, 22 thn, dengan berbagai masalah hidup rasanya masih banyak yg harus aku perbaiki, walaupun ada rasa syukur yang menyelinap tentang perubahanku dalam memandang sesuatu, menghadapinya, dan memaknainya. Namun, keinginan2 seperti “harusnya aku bs lbh sabar”, “yaudasi gapapain ajaa”, “usaha aja sebisanya gausah banyak mikir”, dsb masih ada.
Tentang ujian, memang sejatinya kita akan terus berhadapan dg hal tsb sepanjang ruh dalam raga, bukan? Tentang sabar, bukankah Allah bersama orang2 yang sabar? Dan masih banyak lagi alasan2 yang bisa dijadikan pegangan untuk menjadi orang yang lebih pandai dalam mengontrol emosi, lebih dewasa dalam menghadapi masalah, dan lebih sabar dalam menjalani hidup. Semoga Allah mampukan:”)