People are busy thinking about themself. About their desire, their feelings, their everything. If they want to do this and that, they'll do this and that, no matter if it hurts you or not.
No one thinks about you. Your feeling towards people and things is totally your own homework. Your fear is your homework. Your hatred, your sadness, your disappointment, are your own homework. Even trauma, is your own frickin' homework. And even if it wasn't your fault, dealing with it is definitely your homework, it is your own responsibility. So deal with it on your own.
Keep staying away from people. You ain't ready enough to be so close to them.
Apa jadinya jika 2021
Aku bangun jam 3
Tahajud, ngaji, trus baca buku agama sambil nunggu subuh..
Kuusahakan terus sholat fajar dan ga mau subuh telat..
Abis subuh hafalan trus dzikir pagi
Trus buka hari dg sedekah walo 1000 rupiah
Lalu ngurus toko...olahraga
Jam 6.30 siap2 kerja
Trus kerja
Di kantor sambil baca dan nulis
Jangan sampe kelewat dhuha, sholat tobat dan hajat
Sambil kerja promo dan jualan online
Hentikan semua urusan saat adzan berkumandang
Pada waktu dhuhur dan ashar
Kucicil rumah di surga
Bukan dg KPR tapi dengan sholat rowatib 12 rekaat sehari semalam
Siang sempatkan tidur siang
Dan juga waktunya belajar tentang muamalah dan marketing
Sore sempatkan olahraga atau waktunya bercanda di rumah
Jam 5 semua dah mandi
Duduk manis dzikir sore dan menunggu magrib
Abis magrib menunggu isya dg ngaji, hafalan dan belajar agama
Setelah isya waktu nya keluarga
Ada ritual sebelum tidur
Sholat tobat, mohon ampunan atas sehari ini dan witir
Lalu qul qul, al kahfi 1-10, al waqiah, dan ayat kursi, dan doa sebelum tidur
Bangun waktu tahajud
Curhat sama Allah
Apa jadinya jika setahun ini di lakukan seperti itu
Anda mau coba
Ayo bareng...
kemarin, mood ku dibuat hancur berantakan oleh orang itu. kegiatan mengajarku malah jadi tidak fokus dan terkesan tidak sabaran.
aku hanya menyesal menjadikan diriku kalah dengan perasaanku. tidak seharusnya perlakuan orang itu mengontrol mood ku hari ini.
iya aku memang sebaper itu.
malah aku ingin memutuskan resign hanya karena malas bertemu apapagi berkoordinasi dengan orang itu.
tapi aku tidak mau dia "mengontrol" hidupku. masa gara-gara dia aku resign. please, dia tidak sepenting itu bagiku.
🥀
the places that contain a bunch of memory
kalau kamu sudah melewati usia 20-25 yang konon adalah masanya seseorang mengalami quarter life crisis, akan tetapi masih kerap merasakan keresahan, kekhawatiran, atau ketidaknyamanan hati, kemarilah duduk bersama saya.
saya hanya ingin bilang bahwa kamu tak sendirian. bahwa yang kamu alami sangat wajar. bahwa apa yang kamu rasakan perlu untuk kamu terima.
saya mengerti bagaimana merindunya kamu kepada teman-temanmu yang sudah tenggelam dalam kehidupannya sendiri-sendiri: keluarganya, pasangannya, anak-anaknya, pekerjaannya, bisnisnya, karyanya.
saya mengerti bagaimana sesekali kamu ingin kembali menjadi anak kecil di hadapan orang tuamu. menangis dan meraung karena tak berhasil meraih sesuatu. atau hanya ingin menangis karena sekadar mengantuk.
saya mengerti bagaimana mungkin kamu ingin cuti hidup. sehari dua hari tanpa melakukan apa pun, tanpa menjalani peran apa pun.
saya mengerti bagaimana kamu gengsi untuk menumpahkan rasa lelahmu karena yah, seharusnya kamu sudah dewasa sekarang. yang kamu percaya, menjadi dewasa adalah tidak pernah mengeluh.
saya mengerti bagaimana kamu pada titik-titik tertentu berujar, "ah seandainya ini dan itu bisa diulang kembali. saya akan ambil keputusan ini atau itu."
saya mengerti bagaimana masa depan tampak mengerikan meskipun kamu telah sekuat tenaga membuat rencana dan menggalang persiapan.
saya mengerti bagaimana jiwamu seakan berceceran sebelum kamu tidur. kamu berharap bahwa malam akan mengumpulkan potongan-potongan jiwamu itu. namun tidak, di pagi hari, masih ada lubang yang menganga di hatimu.
kemarilah, kawan. duduklah di sebelah saya. tumpahkanlah semua yang menggantung di ujung matamu. menjadi dewasa tak berarti memiliki hidup yang paripurna. menjadi dewasa adalah menjalani hidup dengan berani--dengan penuh kesadaran bahwa krisis tak kenal usia.
semoga kamu selalu menemukan keberanian itu.
jika di hadapan manusia kamu tidak ada artinya, sayang sekali jika di hadapan Rabb mu juga begitu.
sekitar 1 minggu yang lalu seorang teman yang tidak terlalu dekat menghubungiku. Tanpa angin tanpa hujan, menanyakan kabarku dan tiba-tiba bertanya padaku apakah aku siap menikah dalam waktu dekat ini.
siap menikah? tentu saja aku tidak tahu pasti jawabannya.
melihat umurku yang kini menyadang umur quarter life crisis, melihat sebagian teman-temanku sudah bahagia dengan pasangan halalnya, tentu saja membuatku jadi "ingin" menikah.
Aku tidak punya perasaan menggebu-gebu untuk menikah, karena aku paham betul kehidupan pernikahan tidak sesederhana itu. kompleks. ada banyak hal yang akan menjadi tanggung jawabku kelak, dan aku tidak bisa lari dari itu.
aku tidak tahu apakah aku sudah siap menikah atau tidak, tapi...aku mau membuka diri jika untuk berkenalan. jika untuk sekadar perkenalan toh apa salahnya? nothing to lose, tidak ada ruginya kok.
lalu temanku mengirimkan cv ikhwan tersebut, berikut foto-foto beserta link akun instagram dia dan kakaknya.
seketika sayah langsung insecure dan merasa sangat rendah diri.
ya singkatnya profil ikhwan tersebut ketinggian buat sayah. apalagi kakaknya seorang muslimah influencer yg mempunyai banyak pengikut di instagram.
saya disandingkan dengan dia? ayolah saya hanya remahan abon ikan
saya lalu bertanya kepada teman saya, mengapa dia mau mengenalkan aku dengan ikhwan yg speknya begini? apalah aku? aku buka siapa-siapa dan gak punya apa-apa, kataku.
ya dan temanku menjabarkan alasannya. katanya aku insyaAllah bisa mengimbangi visi misinya. hmmmm apa iya?
aku mencoba meminta pendapat pada orang rumah. kakak-kakaku terlihat tidak excited dan "malas". mungkin mereka berpikir ikhwan tersebut mana mau memilihku. ya dari background keluarga saja sepertinya dia berasal dari keluarga yg sangat berada. keluargaku? takut gapnya jauh dan sangat tidak sepadan.
tapi mama menyuruhku untuk mencobanya. toh hanya berkenalan.
jujur saat melihat data diri dan foto-fotonya, semuanya sesuai dengan tipe dan seleraku. tapiii semakin membaca profilnya semakin aku merasa tidak bisa melanjutkan.
walaupun sudah melihat foto dan data dirinya aku tertarik tapi sedikitpun tidak ada rasa apapun yg bergetar wkwkwk. ya mungkin karena aku sudah rendah diri duluan.
aku mengikuti saran mama, ya akhirnya aku mengirimkan data diriku kepada ikhwan tersebut melalui perantara temanku.
katanya beliau butuh 3 hari untuk mempelajari dan berpikir.
ya aku nothing to lose saja, benar-benar tidak berharap walau sedikit.
ini sudah hari kedua semenjak aku mengirimkan cv ku.
bagaimana tanggapannya? jujur aku tidak penasaran sama sekali :))
aku hanya merasa ada banyak gap dari background kami masing-masing, jadi sepertinya tidak akan cocok satu sama lain.
dan....
he deserve better :)))
bener² definisi dia berhak mendapatkan yang lebih baik daripada saya :))
untuk diriku, semoga aku dipertemukan dengan jodoh yang aku tidak merasa rendah diri di hadapannya, tapi percaya diri untuk menjadi diriku sendiri
Buah dari rasa cinta itu rasanya menyenangkan
Karena alasan cinta, beberapa orang tidak memandang rintangan didepan, Melupakan jarak, berkorban lebih banyak, dan melupakan rasa sakitnya.
Aku terbiasa berpura-pura untu merasa baik-baik saja,terbiasa mencoba melawan rasa sakit itu sendiri. Melelahkan... aku mengira orang-orang yang aku cintai tak harus ikut merasa khawatir dan mencurahkan waktunya untukku. Tak harus ikut berperang denganku.
Tapi mereka... berkata " kami tidak apa-apa, ayo sama-sama berjuang "
Di peperangan ini, aku lelah dan aku sudah pasrah. Tapi melihat orang orang dicinta mengenggam erat, rasanya menyenangkan. Membuatku berusaha maju.
seperti pepatah bilang, setiap penulis akan menemukan pembacanya. begitu pula setiap manusia akan menemukan manusia lain yang tertarik dengan dirinya dengan kriteria yg ada di dalam diri mereka masing-masing.
bukan hanya soal cantik atau tampan yang dikatakan cocok untuk diajak menjadi pasangan hidup. manusia yang penilaiannya sampai di mata cintanya juga sampai di mata. fisik yg utama.
"terlalu naif jika enggan memandang fisik" jika seseorang berkata demikian. ah kasihan. dia hanya belum menemukan seseorang seperti itu. padahal mereka ada, entah dibagian bumi sebelah mana. seseorang yang mencintai tidak sampai di mata saja.
Blue Mosque - Istanbul, Turkey.