Bila Perasaanmu Begitu Mendalam Terhadap Sesuatu Hal, Maka Kembalikanlah Hal Itu Kepada Allah Biar Dirimu

Bila perasaanmu begitu mendalam terhadap sesuatu hal, maka kembalikanlah hal itu kepada Allah biar dirimu tidak tenggelam dan bila pikiranmu terlalu jauh merenungkan suatu urusan, maka pulangkanlah urusan itu kepada Allah biar dirimu tidak tersesat.

Dan kepunyaan Allah-lah apa yang ghaib di langit dan di bumi dan kepadaNyalah dikembalikan urusan-urusan semuanya, maka sembahlah Dia dan bertawakkallah kepadaNya. Dan sekali-kali Tuhanmu tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan. (QS. Hud: 123)

©Fajar Sidiq Bahari (@fajarsbahh)

More Posts from Drinkwatersoon and Others

4 months ago

Dua Kebiasaan yang Penting Sebelum Menikah

Ada dua kebiasaan yang menurut saya penting buat mulai dibiasakan sebelum memutuskan berumah tangga; 1) Biasakan untuk mengembalikan barang setelah menggunakan, dan 2) Kalau lihat sesuatu yang nggak seharusnya (lantai kotor, ruang tamu berantakan, dsb), segera ambil tindakan.

Berumah tangga itu tidak sesederhana berbagi peran, 'ini tugasmu, ini tugasku', tetapi juga tentang bagaimana membangun kesadaran bersama bahwa, untuk mencapai tujuan bersama, rumah tangga yang harmonis misalnya, wajib didasari kepekaan dan tanggung jawab bersama untuk mewujudkannya. Setiap anggota keluarga.

Jika setiap anggota keluarga, tersekat pada tugas dan tanggung jawabnya masing-masing tanpa adanya kesadaran dan kepedulian untuk membantu satu sama lain, harmoni dalam rumah tangga tidak akan tercapai. Begitulah yang Umi ajarkan.

Kenapa dua aktivitas tersebut menurut saya penting?

Mengembalikan barang ke tempat asalnya tidak hanya soal menjaga nilai estetika rumah, melainkan ada makna mendalam tentang tanggung jawab dan kepedulian. Ketika kita memahami bahwa setiap barang memiliki tempatnya, kita belajar bahwa segala sesuatu di dunia ini bekerja dengan harmoni ketika berada pada 'fitrahnya' atau posisinya yang semestinya.

Saat sesuatu keluar dari fitrahnya, ia sering kali menjadi penyebab kekacauan atau kerusakan. Contohnya, barang yang tidak dikembalikan bisa mengganggu kenyamanan, menciptakan kekacauan, dan memicu konflik kecil dalam rumah tangga. Hal ini bisa menjadi pengingat bahwa kealpaan kecil dapat berdampak besar jika tidak segera ditangani.

Lalu, kebiasaan segera bertindak saat melihat sesuatu yang tidak semestinya adalah latihan untuk meningkatkan kepekaan terhadap lingkungan sekitar. Hal ini penting karena berumah tangga bukan hanya soal “melakukan tugas yang sudah ditetapkan”, tetapi tentang berkolaborasi untuk menciptakan kenyamanan bersama. Ketika kita terbiasa mengambil inisiatif, kita menunjukkan bahwa kita peduli terhadap kebutuhan setiap anggota keluarga.

Pada akhirnya, pelajaran utama dari kedua habit di atas adalah bahwa harmoni rumah tangga tercapai bukan melalui pembagian tugas yang kaku, tetapi melalui sikap proaktif, kepedulian, dan rasa tanggung jawab bersama. Membangun kebiasaan seperti ini sebelum menikah adalah investasi penting untuk masa depan yang lebih baik, menurut hemat saya.

Kebiasaan sederhana tapi punya pelajaran yang mendalam bukan? ^^ Oiya, tulisan ini saya buat random aja, baru balik ngadep monitor pengen nulis ini aja sebagai pengingat dan agar terus isqtiqomah menjalankannya :D

4 years ago

Allah Tercipta Dari Apa?

Penasaran, kalau suatu hari ditanya gini saya bisa jawab dengan baik ngga ya:

image

“Allah itu tercipta dari apa?”

Jawaban dari ini emang bersifat aksiomatik, artinya sebuah kebenaran yang “emang begitu adanya”, tinggal diterima.

“Allah tidak tercipta dari apa-apa, karena Allah tidak ada yang menciptakan. Allah ada tanpa diawali dan tidak akan pernah berakhir seperti manusia. Kalau sesuatu terbuat dari sebuah material dan ada yang menciptakan, berarti namanya makhluk, dan ngga pantas dianggap tuhan.

Yang pantas disebut tuhan itu adalah sesuatu saking hebatnya hingga mampu menciptakan apapun tanpa ada yang menciptakan dirinya sebelumnya. Kamu mau menyembah tuhan yang diciptakan oleh sesuatu yang lebih kuat darinya?”

Tapi, jawaban aksiomatik gitu akan sulit diterima bagi yang belum menjalani proses berpikirnya, apalagi untuk anak-anak. Makanya mungkin lebih baik kalau dijawab dengan ngajak mikir dulu.

Gini. Kalau kamu bikin robot, apa berarti kamu adalah tuhan karena menciptakan robot? Enggak? Kenapa? Karena kamu harus dibuat dulu lewat rahim Ibu kamu, terus dilahirkan ke dunia. Masa tuhan harus dibuat dulu, terus dilahirkan? Kalau begitu yang lebih berkuasa yang dilahirkan atau yang melahirkan?

Terus, apakah Ibu kamu adalah tuhan karena melahirkan kamu? Enggak? Kenapa? Karena Ibu kamu juga ada yang membuatnya lewat rahim nenek kamu, terus dilahirkan ke dunia juga.

Begitu terus, nenek kamu dilahirkan buyut kamu, sampai ke Nabi Adam. Terus, apa Nabi Adam adalah tuhan karena mengawali semua manusia? Enggak? Kenapa? Karena Nabi Adam juga ada yang menciptakan. Dia memperkenalkan dirinya dengan nama “Allah”.

Yang menciptakan Allah siapa? Engga ada. Udah mentok. Sang Pencipta Nabi Adam ada tanpa ada yang menciptakan dan ngga pernah ngga ada.

Kok bisa sih Allah ada tanpa ada yang menciptakan? Padahal segala sesuatu pasti ada penciptanya?

Gini. Segala sesuatu yang kita tau, termasuk aturan “segala sesuatu pasti ada penciptanya”, itu adalah ciptaan Allah. Allah juga bikin aturan-aturan lain, kayak fisika, matematika, kimia, biologi, astronomi, semuanya aturan yang dibikin Allah.

Semua aturan itu tunduk sesuai perintah dan kehendak Allah, tapi Allah ngga tunduk sama aturan-aturan itu–ya karena mereka semua cuma ciptaan Allah.

Jadi, hukum fisika, matematika, kimia, biologi, termasuk aturan “segala sesuatu pasti ada penciptanya” itu tidak berlaku buat Allah. Allah bisa ada tanpa perlu ada yang menciptakan, tanpa bahan-bahan seperti yang kita pahami di kimia, tanpa ada yang melahirkan seperti yang kita pahami di biologi.

Itulah kenapa kita menyebutnya “Tuhan”–karena Dia ngga sama dengan apapun yang diciptakan-Nya.

Hmm, nampaknya itu pun masih terlalu kompleks untuk anak-anak.

Let me try this one more time:

“Allah itu tercipta dari apa?”

Allah itu ngga tercipta dari apa-apa, Nak, karena Allah ngga diciptakan. Allah ada sendiri tanpa proses penciptaan. Kenapa bisa begitu? Karena Tuhan memang seharusnya begitu, tidak bergantung pada apapun. Satu-satunya yang bisa kayak gitu cuma Allah, makanya kita mengakui dan menyembah-Nya sebagai Tuhan, saking hebatnya.

2 years ago

lapor

Pasca aku kirim pesan ke dia pekan lalu dan mengungkapkan kerinduan aku *aelah wkwkwk, amazingly aku sudah gak kepikiran dia lagi sampai sekarang hahahaha.

ternyata bener ya perasaan itu perlu dirilis aja biar tenang 🤣😆

1 year ago

JANGAN TERPEDAYA DENGAN GEMERLAP DUNIA..

رَغِيْفُ خُبْزٍ يَابِسٍ = تَأْكُلُهُ فِي زَاوِيَةْ

“Sepotong roti kering yang engkau makan di pojokan..

وَكُوْزُ ماءٍ باردٍ = تَشْرَبُهُ مِنْ صَافِيَةْ

dan secangkir air dingin yang kau minum dari mata air yang jernih..

وَغُرْفَةٌ ضَيِّقَةٌ = نَفْسُكَ فِيْهَا خَالِيَةْ

dan kamar sempit yang jiwamu merasa kosong di dalamnya..

أَوْ مَسْجِدٌ بِمَعْزِلٍ = عَنِ الْوَرَى فِي نَاحِيَةْ

atau mesjid yang terasing dan jauh dari manusia, lalu engkau berada di sudut mesjid tersebut..

تَقْرَأُ فِيْهِ مُصْحَفاً = مُسْتَنِداً لِسَارِيَةْ

engkau membaca Al-Qur’an sambil bersandaran di sebuah tiang mesjid..

مُعْتَبِراً بِمَنْ مَضَى = مِنَ الْقُرُوْنِ الْخَالِيَةْ

seraya mengambil ibroh/pelajaran dari kisah-kisah orang-orang terdahulu yang telah tiada..

خَيْرٌ مِنَ السَّاعَاتِ فِي = فَيْءِ الْقُصُوْرِ الْعَالِيَةْ

itu lebih baik daripada berlama-lama di dalam istana-istana yang megah..

تَعْقُبُهَا عُقُوْبَةٌ = تَصْلَى بِنَارٍ حَامِيَةْ

yang akhirnya mengakibatkan dosa yang menyebabkan engkau masuk dalam api yang panas…

فَهَذِهِ وَصِيَتِي = مُخْبِرَةٌُ بِحَالِيَةْ

ini adalah wasiatku yang mengabarkan tentang dirinya..

طُوْبَى لِمَنْ يَسْمَعُهَا = تِلْكَ لَعُمْرِي كَافِيَةْ

sungguh beruntung orang yang mendengarnya.. demi Allaah wasiat ini sudahlah cukup (memberi pelajaran…)

فَاسْمَعْ لِنُصْحِ مُشْفِقٍ = يُدْعَى أَبَا الْعَتَاهِيَةْ

maka dengarlah nasehat orang yang sayang dan khawatir kepadamu yang dikenal dengan Abul ‘Ataahiyah..”

Sungguh indah sya’ir Abul ‘Ataahiyah di atas, terutama bagi yang mengerti Bahasa Arab.

Sedikit waktu yang disempatkan untuk membaca Al-Qur’an di pojokan mesjid jauh dari pandangan manusia.. ternyata jauh lebih bernilai dari kemegahan istana yang hanya sementara.

Benarlah jika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyatakan;

رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا

“Sholat sunnah dua roka'at qobliah subuh lebih baik daripada dunia dan seisinya..”

Janganlah terpedaya dengan kenikmatan dunia.. sesungguhnya ia adalah kenikmatan yang semu dan sementara…

Ingatlah akan kenikmatan akhirat yang jauh lebih baik dan abadi.

Jika seseorang disuruh memilih mendapatkan kenikmatan secangkir susu, akan tetapi kapan saja bisa ia minum dan tersedia, atau memilih kambing guling akan tetapi hanya sekali saja bisa santap, tentu orang yang berakal akan memilih secangkir susu –meskipun sedikit- akan tetapi terus tersedia selama puluhan tahun, kapan saja siap untuk diminum.

Maka bagaimana lagi jika perkaranya sebaliknya.. kambing guling yang terus siap tersedia kapan saja bisa disantap, dibandingkan dengan secangkir susu yang hanya bisa sekali diminum..??

Bagaimana lagi dengan hanya secangkir air putih…???

Demikianlah.. kenikmatan dunia selain sedikit iapun fana dan akan sirna. Adapun kenikmatan akhirat sangat banyak dan abadi…

Jika engkau terpedaya dan terkagum-kagum bahkan kepingin tatkala melihat kenikmatan dan kemewahan benda-benda dunia, sedangkan engkau sedang menghadapi sulitnya kehidupan dunia maka agar engkau tidak terpedaya… ucapkanlah do'a yang diucapkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

اللَّهُمَّ لاَ عَيْشَ إِلاَّ عَيْشُ الآخِرَةِ

“Yaa Allaah tidak ada kehidupan yang hakiki kecuali kehidupan akhirat..” (HR Al-Bukhari dan Muslim)

Do'a ini Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ucapkan tatkala Nabi dan para sahabat kaum muhajirin dan anshor sedang menggali parit dalam perang Khandak, sementara perut-perut mereka keroncongan karena kelaparan, bahkan mereka mengikatkan batu ke perut-perut mereka untuk menahan rasa lapar.

Ditulis oleh Ustaz DR. Firanda Andirja MA, حفظه الله تعالى

3 years ago
October
October
October
October
October
October
October
October
October
October

October

L.M. Montgomery - Anne of Avonlea, Carole Maso - The Art Lover, Louise Gluck - Averno: "October," Leif Enger - Peace Like a River, Van Gogh - Avenue of Poplars in Autumn, Personal Photo, Mary Oliver - Song for Autumn, Dulce María Loynaz – Absolute Solitude: Selected Poems (tr. James O’Conner), A screenshot from Over the Garden Wall, Carol Bishop Hipps - "October," Angela Carter - Burning Your Boats: The Collected Short Stories, Personal Photo, Cy Twombly - Autumn, Rainer Maria Rilke - "Autumn," Alejandra Pizarnik - Extracting the Stone of Madness (Tr. Yvette Siegnert)

1 year ago

Setelah seminggu dua minggu dibuat bingung dan galau nyari kado lahiran untuk wali murid, akhirya bisa plong juga walaupun agak gak sreg sama kadonya.

Takut kadonya gak kepake :(, takut gak sesuai selera, takut bikin illfeel juga :((

Karena yang nerima kado ini udah terbiasa dengan barang barang bermerek dan mewah. Jadi mikir beribu ribu kali harus ngasih kado apa ke beliau. Jujur gak pede beli kado murah yang sesuai dompet, jadi yaa apa adanya aja :))

Pengen ngasih kado yang terbaik, karna beliau juga udah baikkk banget ke aku. bahkan beliau nganggap aku temennya. Se humble apaaa coba beliau. Rasanya tu gak pede temenan sama orang kaya, beda kastanya tu kerasa bgtttt

Akhirnya kado pilihanku jatuh ke gamis busui yg brand nya cukup terkenal di kalangan emak emak.

Tapi pas barangnya datang aku kecewa banget karena plastic wrapnya dekil kusam. Jadi aku wrap lagi pake kertas kado yg agak bagusan. Ya Allah kirain baju mahal packing nya juga mahal 🥲 mahal versi aku ya.

Huhuhu pokoknya semoga bundanya murid aku bisa merasakan ketulusan ini 🫠

Gamau nethink lagi. Apa yang terjadi maka terjadilah :))

1 year ago

Takut Diculik

Hari ini gemes banget sama anak-anak. Masa iya cuma karena adek kelasnya minta tolong sama aku untuk dianterin ke suatu tempat, merekanya jadi posesif wkwkw. aku dipeluk gak boleh pergi, mereka gak mau aku diculik sama adik kelas 2 katanya, hahaha.

nak, makasih yaa udah menerima aku menjadi bagian dari kalian. terharu 🥺🥺

semoga Allaah mudahkan perjalanan ini, aamiin 🥰

4 years ago

Catatan Awam

Tulisan ini mungkin belum komprehensif. Tapi saya berharap bisa menceritakan sedikit perjalan pikiran saya. 

Catatan Awam

Sewaktu saya membaca perdebatan-perdebatan tentang jilbab di twitter, ada netizen yang sampai bilang:

“Emang Quraish Shihab ulama?“

Wabah Covid-19 ini memukul kita hampir di semua bidang. Ada banyak orang berilmu yang wafat. Baik dalam bidang agama, kesehatan, pendidikan dan yang lain sebagainya. Wafatnya orang berilmu sama artinya dengan diangkatnya sebagian ilmu Allah dari muka bumi. Maka ada baiknya kita selalu berdoa semoga para alim diberi kesehatan dan usia yang panjang. Ada baiknya jika kita berdoa agar Syaikh Qardhawi dicukupkan usianya untuk menulis tafsir Al Quran hingga selesai.

Tempo hari, ada temen saya yang chating dengan bahasan yang mengarah pada pendapat siapa yang benar dan siapa yang salah dalam hal kewajiban berjilbab. Saya sangat menghindari perdebatan ini karena saya tidak mendalami ilmu di bidang tersebut. Batasan saya sebagai awam hanyalah mengambil pendapat yang menurut saya lebih kuat. Kalaupun pendapat yang saya ambil ternyata keliru, saya cukup memohon kepada Allah agar memaklumi segala kekeliruan saya.

Dalam setiap disiplin ilmu (termasuk fiqih dan tafsir), ada metodologi penelitian yang baku. Metodologi penelitian tersebut dirumuskan sebagai ikhtiar para ulama untuk mendekati kebenaran. Jika ada dua ulama menjalankan penelitian masing-masing dan menghasilkan kesimpulan yang berbeda, selagi metodologi dalam disiplin ilmunya sudah dijalankan dengan baik, kita menghormati keduanya dan menjalankan adab sebagai awam. Sekalipun menolak hasilnya, ulamanya tetap kita hormati. Orang awam seperti kita hanya bisa membaca hasil dari metodologi penelitian yang dijalankan oleh ulama. Kita tidak punya kredibilitas yang cukup untuk mengkritisi. Maka cukup baca sebanyak-banyaknya dan hindari perdebatan. Mohonlah hidayah kepada Allah. Ini yang akan menyelamatkan kita.

Bulan ini, saya juga membaca buku Minhaj karya Ustadz Hamid Fahmy Zarkasyi. Buku ini bagus untuk pemula. Saya membaca buku ini atas rekomendasi @diahuha . Pas posting foto ini di story, ada teman yang membalas dan menanyakan tentang bagaimana sebenarnya stance saya terhadap feminisme? Kenapa masih membaca bukunya Gus Hamid?

Saya selama ini juga menolak berdebat tentang feminisme. Ternyata beberapa orang menyalahpahami sikap ini sebagai bentuk kesopanan karena sungkan kalau mau bilang mendukung feminis. Saya memahami Feminisme sebagai isme yang muncul dari barat. Sudah selesai di situ. Selebihnya, tidak ada beban untuk menolak atau mendukung.

Pola pikir manusia itu spektrumnya tidak biner. Saya hanya merasa bahwa obrolan tentang kesesuaian feminisme dengan Islam cukup dibahas ulama INSIST dan saya membaca hasilnya. Karena bagaimanapun, beliau lebih kompeten.

Di sisi lain, saya sendiri sempat mengkritisi tentang all male panel dalam kajian yang membahas wanita. Nah gara-gara ini, saya dianggap feminis. Saya menulis ini bukan untuk mengklarifikasi atau takut dianggap feminis. Saya cuma pengen menyampaikan pendapat aja bahwa hal-hal kayak gini ga bisa dipandang biner.

Sebagai perempuan yang bekerja di dunia teknik dimana dominasi laki-laki cukup kuat, saya merasa bahwa dalam mengambil kebijakan di ruang publik, perspektif perempuan tetap diperlukan agar kebijakan tersebut mengakomodasi kepentingan perempuan juga. Pun ketika kita bicara tentang perempuan, nggak bisa kalau semua panelnya laki-laki tanpa memperhatikan perspektif perempuan sama sekali.

Ada banyak contoh klasik dari dampak ketika perspektif perempuan tidak dilibatkan dalam pengambilan kebijakan di ruang publik. Diantaranya:

Jarang ada kantor yang punya nursing room memadai.

Tidak ada cuti ayah saat ibu melahirkan padahal sekalipun si ibu mendapat cuti kerja 3 bulan, dia juga tetep butuh pendampingan suami untuk beradaptasi.

Tidak ada yang berpikir untuk menyediakan gym khusus perempuan padahal perempuan juga berhak sehat.

Tidak banyak day care yang dekat dengan perkantoran. Padahal kalau ada, ini ngebantu banget buat ibu yang berkhidmad di ruang publik.

Masih banyak lagi contohnya.

Feminis mendukung perjuangan perempuan. Islam juga. Tapi bukan berarti mereka sama. Karena feminisme bukan berasal dari Islam, kita pasti menemukan banyak perbedaan sekalipun persamaannya juga ada.

So, saya sudah berhenti berdebat di ranah ini. Cukuplah saya melihat apa yang terjadi di ruang publik. Secara teoritis, Islam sudah menjamin keamanan perempuan. Tapi, apakah ajaran islam tentang perempuan sudah kita laksanakan di ruang publik? Bagaimana kita bisa bicara ini dengan terbuka jika kita baru memulai percakapan tentang perempuan sedikit saja, kita langsung dituduh feminis dan harus diajak berdebat perkara konsep lagi? Padahal keperluan kita bicara tentang perempuan belum tentu untuk mengkritisi konsep Islam tentang perempuan. Akhirnya, kita gagal berdiskusi tentang masalah yang sedang kita hadapi.

Ini yang membuat saya mengambil sikap menjauhi perdebatan.

“Islam itu bukan disiplin ilmu karena tidak bisa difalsifikasi”

Rukun Islam dan Rukun Iman memang tidak bisa difalsifikasi karena ini berkaitan dengan kepercayaan.

Akan tetapi, dalam Islam, ada banyak sekali ruang untuk berdiskusi. Penentuan kewajiban hijab misalnya. Dalil kewajiban Islam asalnya dari Al Qur’an. Nah untuk menjabarkan ayat Al Qur’an sampai menjadi butir-butur hukum itu butuh proses tafsir. Saya biasa menyebut tafsir dengan kata “interpretasi” untuk menjelaskan ke teman-teman yang tidak familiar dengan istilah-istilah di bidang keilmuan islam.

Siapa yang menginterpretasikan? Ulama tafsir. Bagaimana ulama tafsir menginterpretasikan? Ada banyak metodenya. Bisa di-googling dengan keyword “Metodologi tafsir qur’an”. Nah, untuk bisa menjabarkan ayat sampai merumuskan jadi hukum, butuh kompetensi tertentu. Bisa juga di-googling kompetensinya.

Di sinilah hasil-hasil penafsiran punya ruang untuk didiskusikan dan diaudit metodenya. Kalau kita tidak punya kompetensi sebagai ahli tafsir ya jangan menafsirkan ayat sendiri sekalipun terjemahan dalam ayat tersebut terbaca jelas. Kenapa? Karena kita tidak tahu konteks turunnya ayat tersebut, kita tidak paham asbabun nuzulnya.

Dalam hal tafsir, untuk memudahkan diri, kita boleh berpegang pada satu ulama yang karyanya sudah umum diakui oleh jumhur ulama. Ibnu Katsir misalnya. Tapi sebagai awam, wilayah kita ya cukup itu. Mengutip interpretasi ulama dan menyampaikannya. Bukan menginterpretasikan sendiri. Kalau ternyata suatu hari kita menemukan bahwa tafsir Al Misbah bertentangan dengan Tafsir Ibnul Katsir, cukup sampaikan bahwa:

“Syaikh Ibnu Katsir berpendapat demikian“

“Ustadz Quraish Shihab berpendapat demikian“

“Ustadz xyz ngajarin saya buat ambil pendapat Ibnu Katsir karena begini, begitu, dll, dsb“

Sudah cukup itu. Insya Allah kita sudah berusaha menyelamatkan tercampurnya pendapat ulama dengan pendapat awam dalam hal agama.

Saya tidak fanatik pada pendapat satu ulama saja. Hanya saja, di sini saya berpikir, ustadz Quraish Shihab sehari-harinya menghabiskan waktu untuk membaca dan menulis buku. Beliau berikhtiar agar Islam lebih dipahami oleh awam. Kalaupun pendapat beliau ternyata kita tolak, pantaskah kita menghujat beliau jika kita sendiri jarang menyentuh Al Qur’an?

Ilmu itu mahal harganya. Butuh bertahun-tahun belajar dengan tekun.  Tapi, ilmu juga mudah sekali menguap. Entah karena awam yang tidak tahu posisi, entah karena ulama yang sudah berpulang. Jadi, kita sendiri harus berikhtiar mengumpulkan remah-remahnya sekuat tenaga.

“Agama banyak bertentangan dengan ilmu umum. Makanya kita nggak akan bisa menyatukannya“

Bagi saya, agama tidak bertentangan dengan ilmu umum. Hanya saja, kemampuan kita belum sampai untuk mempertemukan keduanya dan kita harus bersabar atas itu. Mempelajari ilmu yang dianggap sebagai ilmu umum (termasuk di antaranya ilmu tentang alam dan tentang manusia) adalah ikhtiar untuk memahami sunnatullah-Nya. Melengkapi puzzle-puzzle yang tidak kita tahu. Oleh karena itu, kita perlu belajar untuk menyimpan semua pendapat yang bertentangan dengan tenang. Tidak buru-buru menolak atau menerima. Disimpan saja jika memang belum bisa menentukan sikap. Disimpan sambil terus belajar dan berharap kelak Allah ngasih hidayah.

Saya mulai belajar melakukan ini ketika saya depresi karena wafatnya Ibu. Saya sudah ridho dengan wafatnya Ibu tapi kenapa saya masih depresi? Banyak ulama yang masih berpendapat bahwa depresi adalah akibat dari kurang iman. Di awal, saya kesal sekali. Tapi pelan-pelan saya memahami bahwa beban ulama berat sekali. Kita mempertanyakan semua masalah kehidupan ke satu orang. Sementara dalam perkara umum, kita tidak berani menanyakan Obat Kanker ke Sarjana Elektro. Artinya, kita sendiri sebenarnya sudah faham bahwa sebuah perkara harus diserahkan pada ahlinya. Namun kita masih belum memahami bahwa ilmu agama itu luas. Tidak ada ulama yang all in one memahami semua hal. Maka dari itu, untuk urusan pengobatan depresi, saya tetap berusaha ke SpKJ sekalipun ada temen yang bilang:

“Ikhtiar kamu jangan ke dunia thok. Tazkiyatun nafs juga. Sholat juga dibenerin“

Di awal-awal, saya mangkel banget dibilangi kayak gitu. Belakangan, saya bisa dengan tenang bilang:

“Insya Allah“

Seorang dokter jiwa itu mempelajari bagaimana cara kerja jiwa. Sama dengan Imam Ghazali dan ulama-ulama lain yang banyak mempelajari Tazkiyatun Nafs. Saat saya membaca terjemahan Kimiyaus Sa’adah, saya berusaha mengikuti konsep jiwa menurut Imam Ghazali. Tentu konsep jiwa menurut Imam Ghazali agak berbeda dengan konsep jiwa menurut Kedokteran Jiwa. Apakah dalam hal ini, kita langsung bisa bilang bahwa Imam Ghazali salah atau Ilmu Kejiwaan sudah westernize dan bertentangan dengan Islam? Tidak seperti itu. Sifat Ilmu itu terus berkembang. Cabang-cabangnya terus bertambah. Mungkin saja kedokteran jiwa melengkapi tazkiyatun nafs-nya Imam Ghazali atau sebaliknya. Untuk menghubungkan ini, butuh ikhtiar para alim di bidangnya juga.

Seringnya, ketika kita belajar Al Qur’an, kita benar-benar meninggalkan perspektif kita yang berkaitan dengan disiplin ilmu yang kita punya. Begitupun sebaliknya. Ketika kita meneliti disiplin ilmu kita, perspektif sebagai muslim yang memahami qur’an, kita tinggalkan begitu saja.

Makanya saya bahagia ketika Syaikh Yasir Qadhi bilang bahwa mental ilness itu nyata dan profesional di bidang kesehatan bisa membantu. Beliau bilang begitu tanpa meninggalkan bahasan tentang Tazkiyatun Nafs. Dalam menghadapi mental ilness, sholat kadang membantu. Tapi kadang juga enggak. Sejak beliau bilang demikian, hati saya sedikit tenang.

Kenapa?

Karena depresi saya tidak berkurang ketika sholat atau membaca Al Qur’an. Ceramah syaikh Yashir Qadhi menguatkan saya. Mungkin obatnya memang tidak ada dalam ibadah mahdhah. Tapi bagaimanapun, ibadah wajib harus tetap dijalankan. Dan dalam sholat, saya berdoa agar selalu diberi kekuatan menghadapi ujian.

Ini yang menjadi titik balik saya untuk tidak banyak bicara tentang hal yang di luar keahlian saya agar suara saya tidak menutupi suara ahli yang asli.

Dulu pas awal-awal Covid-19, ada banyak orang yang bilang bahwa seorang muslim tidak akan terkena Covid karena sering berwudhu. Jika wudhu memang menenangkanmu, berwudhulah. Tapi jangan lupa bahwa yang memiliki kompetensi untuk berpendapat tentang virus Corona adalah orang yang belajar tentang virus. Bukan berarti kita menolak kekuasaan Allah. Virus itu makhluk Allah yang bekerja dengan mengikuti aturan-aturan-Nya. Aturan ini ada yang dipahami manusia dan ada yang tidak. Nah orang-orang yang sehari-harinya bekerja dengan virus ini lebih kompeten mempelajari bagaimana virus bekerja. Mempercayai mereka tidak equal dengan menolak kuasa Allah.

Jadi, jangan sampai kita berpikir pendek bahwa Islam hanyalah sebatas mukjizat. Islam mengajarkan kita bahwa semua makhluk mengikuti aturan-Nya. Hal tersebut tentunya sepaket dengan perintah bagi kita untuk belajar Al Quran serta mengamati bagaimana alam semesta bekerja biar kita bisa menjadi khalifah (caretaker) yang baik di muka bumi ini. Khalifah yang baik yang tidak mendzolimi sesama makhluk.

*

Betapa jarangnya kita bicara tentang alam sebagai orang yang beragama sampai tiba-tiba saja penyakit Zoonosis yang harusnya di hutan rimba jadi masuk habitat manusia Kita tidak sadar bahwa Covid-19 mungkin saja termasuk respon dari dzalimnya manusia terhadap ekosistem rimba. So, again, teruslah belajar. Perbaiki adab kita. Pahami posisi sebagai awam. Dengarkan pendapat ulama yang kompeten di bidangnya. Jangan mengambil panggung untuk hal-hal yang tidak kita kuasai.

*

Semoga Allah memberi hidayah kepada kita semua.

Note: Tulisan ini juga diarsipkan di hellopersimmonpie.com

3 years ago

Sortir belanja

aku hampir tidak pernah membelanjakan uangku untuk sesuatu yang kurasa tidak perlu. Aku sangat sulit mengeluarkan uang untuk sesuatu yang sifatnya tidak primer atau bukan prioritas utama. saat berbelanja di supermarket atau toserba, aku akan memilih barang yang sekiranya aku butuhkan. Tidak jarang barang-barang lucu ataupun jajanan yang menggemaskan menarik perhatianku, aku terdiam lama berfikir untuk mengambil atau tidak. Beberapa tak jadi kuambil beberapa berhasil mengalahkan logikaku dan masuk ke keranjang belanja. Sebelum menuju kasir aku mempunyai kebiasaan melihat barang-barang belanjaan yang ada dikeranjang terlebih dahulu. Aku akan meninjau ulang barang-barang yang aku ambil dan memastikan semuanya barang yang akan kubawa pulang adalah sesuatu yang benar-benar aku perlukan dan tentunya tidak membuatku menyesal diakhir. Yass dan barang yang tadinya hanya sekedar keinginan akan aku kembalikan di raknya yang semula karena sudah melalui proses pertimbangan hehe. langkah menyortir ulang sebelum ke kasir ini cukup efektif karena melindungiku dari kegiatan berbelanja yang sifatnya impulsif. Karena aku tahu barang yang kubeli hanya sesuai dengan keinginan bukan sesuai kebutuhan hanya akan membuatku menyesal kemudian 

2 years ago

Bingung dan sedih mendengar keponakan aku yang masuk ke rumah sakit. Sakit yang cukup menyiksa untuk keponakan kecilku :((( aku hanya bisa bantu sedikit untuk dana pengobatannya 😔

Aku tahu kakakku sedang tidak baik-baik saja sekarang. Pasti sedang panik dan sedih mendalam melihat anak sulungnya sakit. Ditambah pusing dengan biayanya.

Rayyan, cepat sembuh sayang ya. Insyaallah kita lewati tahun ini dengan meninggalkan seluruh sakit yang kamu rasa, nak. Insyaallah segera sehat dan ceria lagi 🤍

Ingin ikut menunggu Rayyan di rumah sakit, ingin ikut memberikan bantuan yang sebanyak-banyaknya. Doa ammah selalu bersama Rayyan.

  • enyrasyid
    enyrasyid reblogged this · 1 month ago
  • manusiarugi
    manusiarugi liked this · 1 month ago
  • laulawulo
    laulawulo liked this · 1 month ago
  • zahroizzah
    zahroizzah liked this · 1 month ago
  • hahahamtaro
    hahahamtaro liked this · 1 month ago
  • aksaranis
    aksaranis liked this · 1 month ago
  • ppuspitya
    ppuspitya liked this · 1 month ago
  • rarasputrimia
    rarasputrimia liked this · 1 month ago
  • asmaahafeeda
    asmaahafeeda reblogged this · 1 month ago
  • asmaahafeeda
    asmaahafeeda liked this · 1 month ago
  • kiassemesta
    kiassemesta liked this · 1 month ago
  • mutiadcha
    mutiadcha liked this · 1 month ago
  • myaliszar
    myaliszar reblogged this · 1 month ago
  • hastiaprilisma
    hastiaprilisma reblogged this · 1 month ago
  • hastiaprilisma
    hastiaprilisma liked this · 1 month ago
  • risaayuningtyas
    risaayuningtyas reblogged this · 1 month ago
  • aisyajannati
    aisyajannati reblogged this · 1 month ago
  • aisyajannati
    aisyajannati liked this · 1 month ago
  • lailatulmaghfirah
    lailatulmaghfirah liked this · 1 month ago
  • pisces-in-deen
    pisces-in-deen liked this · 1 month ago
  • citaygtinggi
    citaygtinggi liked this · 1 month ago
  • mengukir-kisah
    mengukir-kisah liked this · 1 month ago
  • twentieslyf
    twentieslyf liked this · 1 month ago
  • littlejingga
    littlejingga liked this · 1 month ago
  • asyifalailaaaa
    asyifalailaaaa reblogged this · 1 month ago
  • pluto-projectorrr
    pluto-projectorrr liked this · 1 month ago
  • dewi-nur-fatimah
    dewi-nur-fatimah reblogged this · 1 month ago
  • mooninyoureye
    mooninyoureye liked this · 1 month ago
  • mooninyoureye
    mooninyoureye reblogged this · 1 month ago
  • dezyzahrotulistiqomahnurdin
    dezyzahrotulistiqomahnurdin reblogged this · 1 month ago
  • jebadree
    jebadree liked this · 1 month ago
  • tahajudkeshubuh
    tahajudkeshubuh reblogged this · 1 month ago
  • jasper-indo
    jasper-indo liked this · 1 month ago
  • tantrisilviana
    tantrisilviana liked this · 1 month ago
  • akudakskema
    akudakskema liked this · 1 month ago
  • hakku-lah
    hakku-lah reblogged this · 1 month ago
  • ndhrhfnd
    ndhrhfnd reblogged this · 1 month ago
  • ilovemeplease
    ilovemeplease liked this · 1 month ago
  • sunfloweratturtle
    sunfloweratturtle liked this · 1 month ago
  • rosdarodhiyana
    rosdarodhiyana liked this · 1 month ago
  • ruangmenepi
    ruangmenepi liked this · 1 month ago
  • masyaallah
    masyaallah reblogged this · 1 month ago
  • masyaallah
    masyaallah liked this · 1 month ago
  • biruabuabu
    biruabuabu liked this · 1 month ago
  • inirasarasa
    inirasarasa liked this · 1 month ago
  • 2garismiring
    2garismiring reblogged this · 1 month ago
  • 2garismiring
    2garismiring liked this · 1 month ago
  • aimmahs-blog
    aimmahs-blog liked this · 1 month ago
  • boraborahaee
    boraborahaee reblogged this · 1 month ago
drinkwatersoon - Jarang Mampir
Jarang Mampir

less is more

209 posts

Explore Tumblr Blog
Search Through Tumblr Tags