October
L.M. Montgomery - Anne of Avonlea, Carole Maso - The Art Lover, Louise Gluck - Averno: "October," Leif Enger - Peace Like a River, Van Gogh - Avenue of Poplars in Autumn, Personal Photo, Mary Oliver - Song for Autumn, Dulce María Loynaz – Absolute Solitude: Selected Poems (tr. James O’Conner), A screenshot from Over the Garden Wall, Carol Bishop Hipps - "October," Angela Carter - Burning Your Boats: The Collected Short Stories, Personal Photo, Cy Twombly - Autumn, Rainer Maria Rilke - "Autumn," Alejandra Pizarnik - Extracting the Stone of Madness (Tr. Yvette Siegnert)
Overwhelmed nyari kado lahiran dari seminggu ya lalu:"
Pandemic covid 19 kemarin dalam konteks manajemen, merupakan bagian dari fenomena krisis. Maka dalam menyikapi organsiasi atau perusahaan di era krisis, manajemen harus menerapkan skema manajemen krisis.
Diantaranya ada 3 tahap : pre crisis, crisis response dan post crisis. Singkatnya, kita sudah mulai memasuki fase ke 3, tugas manajemen pada fase ini harus mulai memikirkan langkah dalam mengakselerasi gerak untuk menutup gap yang terjadi selama krisis kemarin terjadi, yang mempengaruhi banyak sektor.
Salah satu problem dari sudut pandang HR, adalah adanya gejala pandemic fatigue, yaitu kondisi kelesuan/lelahnya SDM akibat tekanan mental di kala pandemi naik begitu pesat, dampaknya adalah tidak sedikit yang mulai terjebak di zona nyaman, seperti media daring sebagai opsi pertama untuk bertemu, padahal dulu alasan diberlakukan demikian, adalah karena pembatasan sosial.
Rapat yang sebenarnya sudah mulai boleh dilakukan secara luring, even masih harus memenuhi protokol, mayoritas memilih untuk online, alhasil luaran dari rapat menjadi tidak optimal. Sebab memonitor dan mengevaluasi peserta rapat saat online susah, apalagi kalau pada pasif, dan lebih-lebih off-cam.
Lantas harus gimana?
Sudah siap dengan skema baru?
Ini penting, mau oeganisasi profit/non profit, organisasi mahasiswa, bahkan organisasi tanpa bentuk sekalipun~
Intinya,
edisi lagi belajar karena harus ngisi materi berkaitan soal diatas, jadi kudu ditulis biar inget wkwk
aku terus memandangi foto keluarga, membayangkan kami sekeluarga bisa tinggal bersama lagi.
sarapan bersama, menonton TV bersama, melakukan banyak hal menyenangkan bersama.
September 2020, aku memutuskan pulang ke tanah lahir. Pandemi membuat pekerjaanku sebagai seorang guru dapat di-remote dari rumah. Di hari pertama menginjakkan kaki dirumah kayu kami yang sederhana aku merasa sangat bahagia hingga menyesal kenapa aku tidak pulang kerumah dari awal pandemi saja :).
Kotamadya dimana aku lahir adalah kota biasa yang sebenarnya sama sekali tidak ada hal yang menarik disana, tapi ia menjadi kota yang sangat aku rindukan dan aku nantikan... karena disanalah mama, kakak, adik, dan mendiang opu berada. keluargaku membuat kota ini menjadi sangat tidak ternilai.
tidak terasa, Allah berikan aku waktu 9 bulan untuk menikmati momen hangat berkumpul dengan keluarga. Hingga Kota B dimana aku menimbun impian kembali memanggilku.
saat aku harus pergi dan kembali membangun tembok jarak diantara aku dan keluarga, rasanya sangat sakit dan berharap mimpi-mimpi yang aku titip di Kota B dapat aku runtuhkan saja. sampai sekarang aku berfikir, apakah keputusanku meninggalkan rumah adalah keputusan yang salah ?
bagaimana bisa aku hidup jauh dari mereka ?
sayangnya mereka akan kecewa jika aku tidak meneruskan mimpiku, mereka yang selalu memberikan dukungan penuh untukku tanpa tapi.
aku memeluk erat mama. pelukan erat sebagai momen terakhir kali di kota lahir yang membuat kakiku berat melangkah. Saat itu aku benar-benar ingin membatalkan semuanya. Tapi aku tidak punya nyali setelah perjuangan dan pengorbanan yang keluargaku kerahkan agar aku bisa meraih satu cita sederhanaku di kota B.
sudah beberapa bulan berlalu, aku menjalani rutinitas di Kota B dengan banyak kesabaran. karena beberapa hal terjadi tidak sesuai dengan ekspektasi, aku bertemu dengan beberapa kendala dan situasi yang membuatku tidak nyaman. dan ini adalah hal yang normal karena sampai kapanpun dunia adalah tempat yang penuh dengan masalah.
aku menelpon adik bungsu yang ternyata akan berangkat ke Kota rantaunya juga, kota dimana adikku memupuk impian dan berjuang meraih gelar sarjananya.
aku hanya merasa bahwa pandemi disatu sisi adalah bencana namun disisi yang lain ia membawa hikmah dan berkah. kami tertawa dan berkumpul bersama dirumah beberapa bulan yang lalu dikarenakan situasi pandemi yang tidak mendukung mobilitas kami ditanah rantau.
sekarang pandemi terlihat sudah mereda dan semoga benar-benar hilang dalam waktu dekat. kegiatan di sektor pendidikan yang dulunya sangat terbatas mulai dapat diakses lagi. Guru, murid, dosen dan mahasiswa dapat melaksanakan perannya dengan lebih nyaman lagi.
ngomongin soal kegagalan, di buku ini saya belajar bahwa kegagalan bisa dilihat dengan perspektif yang baru. gagal tuh gapapa. semua orang pernah gagal, and it’s normal. kita gak boleh menertawakan, menganggap remeh atau menganggap sepele kegagalan orang lain. boleh jadi kegagalan orang lain itu no big deal buat kita tapi buat orang lain it’s a big deal. it’s a painful experience. sebaliknya, boleh jadi kegagalan yang kita alami itu big deal, tapi nyatanya gak berlaku di orang lain. kenapa? karena kita dalam kapasitas dan kondisi yang beda-beda. kita terbentuk dari starting point dan pengalaman yang berbeda. jadi wajar kalau reaksi kita terhadap berbagai macam jenis kegagalan juga akan berbeda. so don’t look down on others.
di buku ini saya juga belajar gimana seharusnya kita memaknai sebuah kegagalan. how to embracing failure melalui The Seven Failure Principle. kita akan diajak memaknai bahwa banyak banget banget hal di luar kontrol kita. in the end of the day, kita emang harus berdamai dengan itu semua. menerima.
sering banget kegagalan yang menjatuhkan atau traumatic datang dari kejadian yang unpredictable. sering juga kita malu dengan kegagalan yang kita alami saking pahit dan menyakitkannya sampai gamau dibahas-bahas lagi. padahal salah satu cara embracing kegagalan sekaligus menghilangkan rasa malu terhadap kegagalan tersebut adalah dengan talk about it. ceritakanlah bagian yang ‘patah’ itu. setiap diri kita pasti butuh waktu, entah singkat atau panjang, semua kegagalan pasti butuh waktu untuk diproses. cuz if you feel pain, that pain is a fact. and we don’t have to feel better immediately.
terakhir, ada salah satu kalimat favorit saya dari buku ini: “…..failure does not have to be alienating. in truth, it is the opposite: it connects us all. it makes us human.” kita lebih sering terhubung dengan satu sama lain karna sama-sama pernah mengalami kegagalan bukan sama-sama pernah mengalami kesuksesan. meski dalam bentuk dan timing yang beda-beda, persamaan dalam kegagalan itulah yang membuat kita saling erat tersambung dan utuh sebagai manusia.
Berbicara tentang hidangan tradisional favorit di bulan ramadan, aku perlu berpikir keras untuk hal ini. Sepertinya aku tidak punya kesukaan tertentu untuk hidangan sahur atau berbuka, karena hampir semuanya aku lahap dengan senang hati.
Tapi ada satu hidangan yang ingin kusebutkan di sini. Hidangan yang me-recall kenangan tentang ayahku. Ini tentang makanan kesukaan ayahku. Ibuku lebih banyak memasak makanan kesukaan ayah dibanding makanan kesukaan anak-anaknya. Haha, mungkin karena justru ayah yang paling rewel tentang makanan, beliau yang paling banyak yang me-request. Alhasil selera anak-anak ayah yaa sebagian besar mengikuti selera ayah juga.
Dan hidangan khas ramadan itu adalah... sayur kacang ijo, hidangan khas sahur keluarga kami (dulu).
jujur aku paling tidak selera dengan jenis menu itu. Satu-satunya makanan kesukaan ayah yang tak kusuka. Mama rutin membuatnya beberapa kali dalam sepekan, jadi gak setiap hari juga sih. Mau bagaimana lagi, ayah pasti nanyain kalau gak dimasakin wkwkwk.
Menurut ayah, sayur kacang ijo itu yang membuatnya kuat menahan lapar seharian. Mungkin udah ajaran turun-temurun dari ibunya ayah.
Namun, setelah ayah wafat, tidak ada lagi yang me-request menu sayur kacang ijo untuk menu sahur :((, sayang sekali anak-anaknya ayah malah kurang suka. Untuk kesekian tahun, menu sayur kacang ijo menghilang dari meja makan kami.
Ayah, Allahummaghfirlahu
Capek banget. haha, capek jadi orang yang tidak dianggap dan terlupakan terus :))
Tidak ada yang tersisa kecuali
"Hanya Engkau Ya Allah"
Melalui pengeras suara Mesjid disalah satu wilayah palestina
kemarin, mood ku dibuat hancur berantakan oleh orang itu. kegiatan mengajarku malah jadi tidak fokus dan terkesan tidak sabaran.
aku hanya menyesal menjadikan diriku kalah dengan perasaanku. tidak seharusnya perlakuan orang itu mengontrol mood ku hari ini.
iya aku memang sebaper itu.
malah aku ingin memutuskan resign hanya karena malas bertemu apapagi berkoordinasi dengan orang itu.
tapi aku tidak mau dia "mengontrol" hidupku. masa gara-gara dia aku resign. please, dia tidak sepenting itu bagiku.
was was kalau udah muncul gejala batpil 🙃🙃 semoga segera reda dan gak lanjut ke gejala yg berat huhu, trauma pernah batpil berkepanjangan hampir 1 bulan baru sembuh 🤧
:(((
sebel bangett sama kucing bu koss
ujug ujuh masuk ke kamar, ngambil posisi di kasur dan pipis.
yaAllah, plis atuhlah
bau pipisnya gak enak banget 😭😭😭😭😭
huhu qodarullah wa masya'a fa'al
Harusnya gak usah ngeluh, kan udah kejadian juga
Tapiii, pengen cerita aja gitu, biar rasa sebel kerilis