drinkwatersoon - Jarang Mampir
Jarang Mampir

less is more

209 posts

Latest Posts by drinkwatersoon - Page 5

3 years ago

aku melow bgt tiap ingat tentang keluarga. mereka orang-orang penting di hidupku. mungkin sebab dari kehampaan yang selama ini kurasakan di perantauan adalah karena posisiku jauh dari keluarga.

opu, mama, kakak, adik, dan keponakan²ku. aku cinta kalian, sungguh.

di depan kalian aku ini pemalas, pemarah, dan galak.

tapi saat jauh, aku sungguh rapuh tanpa kalian :))

3 years ago

dear Musa, My 3 years old

Ammah sedih hari ini mendengar kabar musa dilarikan ke rumah sakit karena dini hari tadi kejang menggigil dengan tatapan kosong dan bibir yang membiru. Ammah tidak bisa membayangkan bagaimana mamamu panik menangis saat melihat kondisimu.

Musa sayang, cepat sembuh dan ceria lagi ya nak. Ammah sayang banget sama Musa. di posisi yang dibatasi tembok jarak yang jauh darimu, saat ini Ammah sangat ingin memeluk Musa, walaupun Ammah tau Musa pasti akan berontak jika Ammah sentuh, apalagi peluk.

anakku Musa, yang sedari kecil hobi teriak-teriak dan ngamuk. gak mau disentuh kecuali oleh mama dan bapaknya. padahal Ammah gemes bgt sama kamu nak. Ammah pengen peluk, gendong, dan ajak kamu bermain. sayangnya Ammah mendekat sedikit saja sudah kamu usir dengan teriakan yang memekakan telinga. jadinya Ammah hanya bisa memperhatikanmu dari jarak beberapa meter.

seisi rumah mungkin kadang bosan dengan teriakanmu. di usiamu yang sudah melebihi tiga tahun, bicaramu masih belum jelas dan hanya mengeluarkan beberapa kata, kamu makan dengan sangat berantakan, nasi tercecer dimana-mana. apalagi jika sedang bertengkar dengan kakakmu Zakir, pasti seisi rumah heboh dan mamamu mulai pusing. nak, sungguh, kami lebih baik mendengar dan melihat keributan-keributan itu daripada melihatmu terbaring lemah diatas kasur putih rumah sakit dan berteman dengan selang infus yang acapkali ingin kamu singkirkan dari tanganmu.

musa sayang, semoga Allah segera memberikan kesembuhan padamu. doa ammah datang memelukmu dari jauh.

3 years ago

sekitar kurang dari tiga bulan lagi umurku menginjak usia 24 tahun. aku sendiri kaget, lha apa bener masa-masa SMP dimana aku dan geng mengidolakan coboy junior itu terjadi 10 tahun yang lalu. jujur aku takut dengan umur 24. dibalik angka ini tersimpan banyak sosial standar yang mulai akan mengganggu ketenangan hidupku. salah-satu kata kuncinya adalah 'menikah'. aku tidak menyangka jika istilah menikah benar² menjadi sebuah isu yang sangat dipermasalahkan dikalangan orang dewasa. orang dewasa tidak bisa santai dengan yang namanya status single. orang-orang yang mempertanyakan dimana jodohku masih segelintir sih, jadi aku belum merasa risih untuk hal yang satu ini.

umurku hampir 24, dan aku terjebak pada kegalauan ingin tetap stay di tanah rantau sambil memilin cita atau pulang ke tanah lahir dan hidup berdampingan dengan mama. ada sebuah paradoks yang membuatku cukup bingung untuk memilih. intinya aku sudah punya pekerjaan yg layak disini, jika aku pulang ke kampung belum tentu aku dapat pekerjaan yg lebih baik dan senyaman disini. tapi disatu sisi aku merasa hampa dan ingin tinggal bersama keluarga. kata kakakku mungkin aku membutuhkan pasangan :p tapi pasangan means orang asing, dan yg kubutuhkan adalah keluarga yg bersamaku sedari kecil, karena yg aku rindukan adalah sosok mereka yang menjadi tempatku pulang sedari kecil. aku mencari sesuatu yg hilang semenjak aku dewasa sepertinya :(

pagi ini aku keluar untuk mencari sarapan. langit biru cerah yang kupandangi sambil berjalan tidak hanya mengundang senyum namun juga renungan. kupikir renungan ini tidak ada sangkut pautnya dengan langit namun entah mengapa membuatku terpikirkan begitu saja. memang setiap orang akan menua, dan setiap anggota keluarga akan menemukan jalannya masing-masing. aku, kakak²ku, ataupun adik²ku. pada akhirnya kami bersaudara berjalan di sisi jalan masing-masing, tidak selamanya kami bisa berkumpul bersama. suatu saat pasangan yg berawal sebagai orang asing yang akan menjadi teman hingga menua jika diizinkan.

kuseret kakiku pelan. apa iya aku butuh pasangan? apa sekarang aku perlu meminta dan mengusahakannya di setiap doa-doaku?

aku berhasil membawa pulang satu porsi soto ayam. harganya murah, hanya 10 ribu. saat tiba di kosan aku langsung melahap habis. iya, aku sangat lapar karena melewatkan makan malam dengan gaya.

kumulai panggilan grup di jendela grup keluargaku. tersambung beberapa saudara. mereka saudaraku, beberapa sudah menikah dan keluarga kecil mereka adalah prioritas. pada akhirnya aku menjadi orang diurutan beberapa tingkat dibawah di hidup mereka. aku tidak sepenting itu. i'm not the center of their lifes. dan ya, itulah yang seharusnya terjadi karena aku juga harus menemukan kehidupanku sendiri.

aku teringat ucapan mama. mama ingin aku menikah agar ada seseorang yang menjagaku. beliau hanya ingin ada seseorang yang menjagaku karena beliau tau masing-masing kami akan berlayar ke pelabuhan yang berbeda. jadi apa aku bisa bertemu dengan seseorang yang akan berlayar menuju pelabuhan yang sama denganku?

ah sudahlah. aku ingin pulang dan memeluk mereka.

3 years ago

Bagaimana Kabarnya Sekarang ?

Tiba-tiba aku teringat kejadian dua belas tahun silam. masa dimana aku berada di fase peralihan dari sosok anak kecil ke remaja. saat itu usiaku setara dengan anak SD yang duduk di bangku kelas 6 dan sebentar lagi akan lulus. aku benci masa peralihan yang merenggut kesenangan masa kecilku, untuk bermain masak-masak saja aku harus bersembunyi dari penglihatan tetangga, karena kalau tidak aku akan diejek. apa salahnya? waktu itu aku bingung, namun memang sepertinya sudah tidak pantas untuk usia kelas 6 SD memainkan permainan kekanak-kanakan seperti itu.

waktu itu aku sering berkunjung ke rumah teman bermain terbaikku. aku tidak ingat jelas apa yang aku lakukan di rumah teman bermain saat berusia kelas enam SD, yang jelas bukan untuk bermain masak-masak lagi, karena diapun sudah tidak ingin memainkan permainan kekanak-kanakan itu. walaupun begitu, kurasa kami menemukan sesuatu yang menyenangkan, terbukti aku betah berlama-lama disana. sayangnya sesuatu itu bukan hal yang membekas, karena aku tidak ingat sama sekali.

aku rutin ke rumah temanku setiap hari sepulang sekolah, sampai akhirnya aku bertemu dengan anak laki-laki yang kehadirannya membuatku terganggu. anak laki-laki yang belum pernah aku lihat sebelumnya. disaat aku sedang bermain dengan temanku di teras rumahnya, anak laki-laki itu juga sedang bermain dengan kakak laki-laki dari temanku beserta gerombolan anak laki-laki yang lain, bedanya mereka bermain di halaman rumah.

padahal teman-temannya sedang asyik membicarakan satu mainan yang kulihat bukan mainan biasa, lagi-lagi aku tidak ingat jelas tapi sepertinya sesuatu yang memiliki mesin dan itu adalah hal yang menarik bagi kalangan anak laki-laki. tapi anak laki-laki asing ini malah sibuk mencuri pandangan padaku sambil tersenyum malu-malu.

apakah aku ikut salah tingkah dan malu-malu karena mendapatkan sebuah ''curi-curi pandang'' dari anak laki-laki tersebut? oh tidak sama sekali, aku malah gemetaran  saking ketakutan. aku membayangkan bola matanya yang bulat sempurna sudah siap untuk melahapku. untungnya temanku tidak menyadari gerak-gerikku yang aneh. karena merasa semakin tidak nyaman aku berpamitan untuk pulang. aku lari pulang ke rumah. sejak saat itu aku tidak pernah lagi datang bermain ke rumah temanku  karena takut bertemu dengan anak laki-laki asing yang sebelumnya sukses membuatku merinding.

hari-hari berlalu dan aku mulai lupa dengan kejadian tersebut.

hingga tiba waktunya aku resmi menjadi seorang siswa SMP di salah satu sekolah menengah pertama di kotaku. aku shock saat menoleh kesamping dan aku mendapatkan sosok anak laki-laki itu duduk tepat disampingku. dia juga menyadari aku. ternyata dia seumuran denganku dan kini bersekolah di sekolah yang sama serta berada di satu gugus MOS yang juga sama denganku. perasaan kalut dan tidak tenang kembali menghantui hidupku yang damai.

kurasa dia anak yang kurang dalam hal akademik, jadi dia lebih banyak diam jika sedang berlangsung sesi kuis materi, tapi sesekali juga memperlihatkan tingkahnya yang 'caper'.

syukurnya saat pembagian kelas aku tidak berada di kelas yang sama dengannya. tapi kabar buruknya dia suka berkunjung ke kelasku dan berpura-pura mencari teman SD nya yang sekelas denganku. entah hanya aku saja yang kegeeran atau pada faktanya dia memang hanya ingin bermain dengan teman SD nya saja. sampai suatu saat seorang teman kelasku yang merupakan salah-satu teman SD nya dulu nyeletuk ''kamu kenapa sih suka ke kelas ini? jangan-jangan mau 'menyambar' seseorang. hahaha cieee siapa tuh.'' mendengar hal itu aku ikut gemetaran. aku tidak tahu bagaimana ekspresi anak laki-laki itu, karena aku tidak pernah mau melihat kearahnya. tiba-tiba teman yang lainnya menimpali ''oh jangan-jangan dia suka sama Sasa, makanya dia suka berkunjung ke kelas ini. Sasa kan teman kelasnya waktu SD.'' yang disebut Sasa hanya tersenyum malu-malu, anak laki-laki itupun tidak memberikan respon apapun. tidak mengiyakan tetapi juga tidak sebaliknya. dan entah mengapa aku merasa cemburu dia di jodoh-jodohkan dengan teman Sasa teman SD dia yang dulu. ah tidak, masa iya aku suka dia? aku melihat kearah Sasa, dia anak yang kalem dan cantik. makin cemburulah aku.

namun kisah ini tidak ada kelanjutannya, karena belum genap selesai satu semester aku pindah ke sekolah yang terletak di kota lain. perlahan aku melupakan kenangan di sekolah lamaku.

itu adalah kisah dua belas tahun yang lalu. sekarang umurku sudah menuju dua puluh empat tahun. aku sendiri kaget, aku sudah beranjak dewasa sekarang.

dan pada waktu sore di hari Kamis ini aku penasaran. tiba-tiba menyakan sesuatu pada masa sekarang. bagaimana kabar anak laki-laki yang pernah mengisi 'seperempat titik' potongan kejadian dimasa kecilku itu sekarang? jadi apa dia sekarang? bagaimana ia menghabiskan masa remajanya? apa dia sekarang baik-baik saja?

aku tahu kebanyakan perempuan punya kemampuan intel yang menakutkan. sekalinya penasaran maka perempuan akan mendapatkan informasi hingga akar-akarnya. kurasa aku punya kemampuan itu. sayangnya aku melupakan clue paling penting, yaitu namanya.

aku tidak ingin berpikir keras. sosok anak laki-laki itu salah satu kenangan singkat yang bahkan tidak terekam jelas oleh memoriku. jadi kubiarkan pertanyaan tiba-tiba ini berlalu tanpa jawaban.

3 years ago

Usia, Pencapaian dan Pencarian

Bukan sebuah jaminan seseorang yang semakin bertambah usianya akan semakin matang dan dewasa cara berpikirnya, bukan jaminan pula ia akan baik dalam menentukan skala prioritasnya. Akan tetapi, semakin seseorang dewasa terkadang akan semakin banyak kekhawatirannya, dari mulai kapan menikah, punya anak, rumah dan kendaraan, atau mungkin kekhawatiran soal pencapaian lainnya.

Setidaknya, cobalah menepi dan menyendiri, sebentar saja. Berbicara dengan diri sendiri dan apa yang hari ini benar-benar kamu butuhkan dan apa yang hanya sekedar keinginan atau lapar mata.

Ada seseorang yang usianya beranjak mendekati 30 tahun, kekhawatirannya adalah soal jodoh yang sampai detik ini belum juga datang. Ada pula seseorang yang mungkin usianya 20 sampai 25 tahun yang mengkhawatirkan soal rezeki dan tempat tinggal. Bukan, bukan untuk membandingkan dengan orang lain, kok.

Hanya saja, kadang kita lupa bahwa setiap orang ada kekhawatirannya masing-masing, setiap usia juga ada gemuruhnya masing-masing, dan itulah yang sebenarnya sedang menjadi ujian untuknya. Apapun kekhawatiranmu hari ini, jika ia memang ditakdirkan untukmu maka ia akan tetap datang padamu. Yang menjadikan berbeda adalah bagaimana caramu mendapatkannya saja, melalui yang baik dan berkah, atau yang cepat tapi tidak ada ketenangan dan keberkahan.

Berapapun usiamu, jangan sampai tidak menaikkan pencapaian soal kedekatan dengan Allah. Kekhawatiranmu sebenarnya salah satu tanda ada jarak antara kamu dan Allah, entah dari seringnya kamu lalai atau berlebihan mengharap pada manusia. Semakin kamu dekat dan yakin dengan Allah, maka kekhawatiranmu pasti akan semakin mengecil, gelisahmu juga akan semakin hilang.

Usiamu hari ini berapa? Dan bagaimana pencapaianmu soal ibadah? Kalau soal dunia aku tidak bertanya, sebab prioritas dan hidup kita pasti berbeda :)

Selangor, 17 Desember 2021 (Menunggu selesai karantina)

@jndmmsyhd 

3 years ago
Pulanglah.

Pulanglah.

Jika bising di luar membuatmu tak bisa bicara. Di sini masih sunyi. Sepelan apapun kata-kata keluar akan tetap ditangkap telinga.

Pulanglah.

Jika panasnya jalanan membuat kulitmu berubah warna. Di sini tetap teduh. Seberapapun matahari menampakkan wajahnya kau tak akan gerah.

Pulanglah.

Jika di luar sana kau se-orang dipenuhi sesak, sibuk menangisi kecewa yang berserak. Di sini kau tak sendiri. Menangis pun ditemani.

Pulanglah nak..

Di luar; seberapapun kau kejar bahagia. Di rumah ada segalanya.

(Vivi Aramie)

3 years ago
October
October
October
October
October
October
October
October
October
October

October

L.M. Montgomery - Anne of Avonlea, Carole Maso - The Art Lover, Louise Gluck - Averno: "October," Leif Enger - Peace Like a River, Van Gogh - Avenue of Poplars in Autumn, Personal Photo, Mary Oliver - Song for Autumn, Dulce María Loynaz – Absolute Solitude: Selected Poems (tr. James O’Conner), A screenshot from Over the Garden Wall, Carol Bishop Hipps - "October," Angela Carter - Burning Your Boats: The Collected Short Stories, Personal Photo, Cy Twombly - Autumn, Rainer Maria Rilke - "Autumn," Alejandra Pizarnik - Extracting the Stone of Madness (Tr. Yvette Siegnert)

3 years ago

aku merenungi arti dari tumpukan materi, kurikulum, dan target capaian. Sebenarnya mereka ini apa ? kenapa aku harus sangat terpaku dan merasa was-was karenanya ?

Dahulu aku merasa, guru yang baik adalah guru yang mampu membuat muridnya berhasil menyelesaikan dan menguasai materi sesuai dengan waktu yang telah ditargetkan, murid harus level up tepat disetiap musimnya. Dengan kata lain tujuan utama guru adalah mengisi tangki otak murid dengan berbagai macam materi dan memastikan murid dengan materi yang telah dipelajari dapat melewati ujian dengan hasil yang memuaskan. Kemudian angka yang tercetak pada surat yang berisi laporan hasil belajar murid menjadi tolak ukur keberhasilan guru dan murid. angka yang tertera tersebut adalah  representasi dari hasil usaha guru mengajarkan murid, dan murid belajar dari guru.

Hingga aku sadar bahwa murid-muridku adalah bunga berbeda jenis yang berkumpul disatu taman, bagaimana pun mereka memiliki waktu mekarnya masing-masing. 

3 years ago

aku terus memandangi foto keluarga, membayangkan kami sekeluarga bisa tinggal bersama lagi.

sarapan bersama, menonton TV bersama, melakukan banyak hal menyenangkan bersama.

September 2020, aku memutuskan pulang ke tanah lahir. Pandemi membuat pekerjaanku sebagai seorang guru dapat di-remote dari rumah. Di hari pertama menginjakkan kaki dirumah kayu kami yang sederhana aku merasa sangat bahagia hingga menyesal kenapa aku tidak pulang kerumah dari awal pandemi saja :).

Kotamadya dimana aku lahir adalah kota biasa yang sebenarnya sama sekali tidak ada hal yang menarik disana, tapi ia menjadi kota yang sangat aku rindukan dan aku nantikan... karena disanalah mama, kakak, adik, dan mendiang opu berada. keluargaku membuat kota ini menjadi sangat tidak ternilai.

tidak terasa, Allah berikan aku waktu 9 bulan untuk menikmati momen hangat berkumpul dengan keluarga. Hingga Kota B dimana aku menimbun impian kembali memanggilku.

saat aku harus pergi dan kembali membangun tembok jarak diantara aku dan keluarga, rasanya sangat sakit dan berharap mimpi-mimpi yang aku titip di Kota B dapat aku runtuhkan saja. sampai sekarang aku berfikir, apakah keputusanku meninggalkan rumah adalah keputusan yang salah ?

bagaimana bisa aku hidup jauh dari mereka ?

sayangnya mereka akan kecewa jika aku tidak meneruskan mimpiku, mereka yang selalu memberikan dukungan penuh untukku tanpa tapi.

aku memeluk erat mama. pelukan erat sebagai momen terakhir kali di kota lahir yang membuat kakiku berat melangkah. Saat itu aku benar-benar ingin membatalkan semuanya. Tapi aku tidak punya nyali setelah perjuangan dan pengorbanan yang keluargaku kerahkan agar aku bisa meraih satu cita sederhanaku di kota B.

sudah beberapa bulan berlalu, aku menjalani rutinitas di Kota B dengan banyak kesabaran. karena beberapa hal terjadi tidak sesuai dengan ekspektasi, aku bertemu dengan beberapa kendala dan situasi yang membuatku tidak nyaman. dan ini adalah hal yang normal karena sampai kapanpun dunia adalah tempat yang penuh dengan masalah.

aku menelpon adik bungsu yang ternyata akan berangkat ke Kota rantaunya juga, kota dimana adikku memupuk impian dan berjuang meraih gelar sarjananya.

aku hanya merasa bahwa pandemi disatu sisi adalah bencana namun disisi yang lain ia membawa hikmah dan berkah. kami tertawa dan berkumpul bersama dirumah beberapa bulan yang lalu dikarenakan situasi pandemi yang tidak mendukung mobilitas kami ditanah rantau.

sekarang pandemi terlihat sudah mereda dan semoga benar-benar hilang dalam waktu dekat. kegiatan di sektor pendidikan yang dulunya sangat terbatas mulai dapat diakses lagi. Guru, murid, dosen dan mahasiswa dapat melaksanakan perannya dengan lebih nyaman lagi.

3 years ago

today is my bad day :(

hari ini aku bertengkar dengan admin lembaga privatku. Entah kenapa aku mempermasalahkan hal-hal kecil dan merasa sangat tersudutkan.

katanya kenapa aku malah ngomel-ngomel ?

hufhh, kepada admin tersebut aku sudah meminta maaf dan memilih untuk resign:))

disatu sisi aku senang karena aku mendapatkan weekend bebasku lagi, disatu sisi aku sedih mengapa aku harus resign dgn cara seperti ini :((

Rabbighfirliyy

pelajaran buatku lagi agar lebih bisa bersabar dan menjaga sikap. Agar lebih bisa menerima apa adanya dan memaklumi hal-hal yang terjadi tidak sesuai dgn keinginanku.

wahai diri, semoga bisa lebih baik lagi 🥺🥺

3 years ago

maasya Allaah

Hikmah Berbagi

Aku mengingat sebuah nasihat dari ustadzku, bahwa salah satu keberkahan harta ialah semua orang bisa merasakannya. Semua orang punya harta, tapi tidak semua orang mampu lapang untuk berbagi apa yang mereka punya.

Sebagaimana kebaikan akan melahirkan sebuah kebaikan yang lain, begitu pula dengan pemberian. Akan menularkan yang lain untuk saling berbagi.

Seseorang yang suka memberi, belum tentu punya banyak harta. Bisa jadi mereka hanya punya secukupnya, namun lapang saat berbagi pada yang lain.

Kebiasaan memberi, sejak kecil sudah sering ditanamkan oleh kedua orang tuaku. Bahkan ketika aku membawa bekal dulu, mama memberi lebih supaya aku berbagi pada yang lain. Padahal mah kalo dipikir-pikir, teman-temanku SD dulu banyak yang jauh lebih kaya, kayaknya ya gak perlu dikasih lagi. Eh tapi mereka seneng aja kalau dikasih. Hmm tapi memang bukan itu poinnya.

Bukan tentang seberapa banyak pemberian itu, melainkan rasa tulus dan ikhlas untuk berbagi. Mereka yang diberi merasa diperhatikan, merasa dirangkul.

Seperti sabda Rasulullah, bahwa hadiah/pemberian akan memunculkan rasa sayang dan cinta.

Kami memang bukan orang kaya raya yang bergelimang harta, namun, ayah selalu mengajarkan bahwa memberi orang lain tidak akan mengurangi harta kita sedikitpun.

Toh, harta di dunia ini sebenarnya bukan milik kita, ada hak orang lain disana.

Sampai kuliahpun, mama selalu menasihatiku, "kalau kamu minta bantuan temanmu, atau dia sudah berbuat baik padamu, balaslah. Nggak harus sesuatu yg mahal, hal kecil aja sebagai tanda terimakasih".

"Kalau ada temanmu yang berjualan, belilah sebagai bentuk apresiasi", lanjut ayahku.

"Atau kalo kamu masak apa gitu, temen atau tetangga juga dikasih", tambah mamaku.

Dulu saat kuliah, aku seringkali meminta beberapa temanku untuk mengajariku, belajar bareng, lalu kubawakan nasi bungkus, jajanan atau sekadar minuman. Hal sederhana, namun bisa menguatkan pertemanan itu sendiri.

Pemberian tidak harus berupa sesuatu, bisa juga waktu dan kesediaan kita untuk orang lain. Kita bisa meluangkan waktu dan pikiran kita untuk membantu, menemani, atau mendengarkan mereka.

Aku jadi teringat temanku saat di pesantren dulu. Sebelum ia makan makanannya, teman-teman di sekitarnya ditawari terlebih dahulu, meski hanya sepotong roti.

Setelah itu, banyak juga teman-teman lain yang mencontoh akhlak temanku ini. Betapa banyak pahalanya, bahwa kebaikan selalu akan memunculkan kebaikan lainnya.

Ustadzku yang setiap hari memberi makan santrinya, banyak sekali orang yang ikut memberi uang, sembako, perabotan rumah, juga makanan-makanan mentah maupun matang.

Pernah ketika kondisi finansial ayah memburuk, banyak sekali yang membantu, masyaAllah. Kalau aku inget hal itu, rasanya kayak heran aja kenapa tibatiba banyak saudara maupun teman yang bantu ayah, padahal kadang juga bukan bantuan kecil.

Saat setelah menikah, mama bercerita banyak pada suamiku tentang ayahku yang sering membantu orang lain. Jadi ini alasan kenapa saat ayah berada di bawah, banyak orang yang peduli.

Waktu aku menikah pun, banyak sekali yang mengirimku kado. Padahal aku batalkan semua undangan saat itu karena pengumuman ppkm. Betul sekali kata mama, "Allah yang akan mencukupkan".

Begitulah. Banyak sekali cerita. Aku jadi tau, bahwa dampak berbuat baik ternyata bisa sebesar itu. Itu aja baru Allah balas di dunia, apalagi kalau kita benar-benar ikhlas, kan? Allah balas pahala di akhirat nanti.

Jangan pelit! Berbagi tidak mengurangi sedikitpun apa yang kita punya. Kalau sedikit saja kita enggan, bagaimana kita bisa lapang memberi dalam jumlah yang banyak?

Buntok, 10 November 2021 | Pena Imaji

3 years ago
Yuk Nangesss Yuuuk :)))

yuk nangesss yuuuk :)))

masuk grup ini berasa ditampar tampar hiksss. akutu gak ada apa-apanya dibanding mereka semua yang maasya Allaah sudah luar biasa sekali ilmu dan kemampuan bahasa Arabnya ;)).

malu banget jadi member yang gak tau dan gak bisa apa-apa. Aku hanya jarum pentul diantara tumpukan jerami alias gak keliatan. dari segi wawasan keislmana, kemampuan nahwu, shorof, dan lain-lain bener-bener gak layak saaay.

😭😭 pengen balik kanan, tapi gak mau nyerah giti aja.

oke bismillah, mari belajar tekun. kamu pasti bisa mengejar ketertinggalan diriku sayang :))

jadi terpecut dan semangat lagi untuk menuntut ilmu. selama ini aku kemana aja ? kenapa gak sadar diri kalau akutu miskin ilmu.

oke, gak ada kata terlambat untuk belajar...bangkit yaaaaa

3 years ago

sahabatku mengirim pesan singkat " adikku meninggal " , aku ingin menghibur dan menguatkannya.. tapi mendengar berita duka ini membuatku tidak bisa berkata apa-apa selain innalillaahi

🥺🥺 dear my bestie, i feel u so much. aku juga turut berduka. sungguh kabar kematian adikmu juga menjadi cambuk dan nasihat bagiku. umurku, umurmu, umur kita semua... siapa yang tahu sampai mana batasnya selain Dia yang Maha Tahu

3 years ago

People are busy thinking about themself. About their desire, their feelings, their everything. If they want to do this and that, they'll do this and that, no matter if it hurts you or not.

No one thinks about you. Your feeling towards people and things is totally your own homework. Your fear is your homework. Your hatred, your sadness, your disappointment, are your own homework. Even trauma, is your own frickin' homework. And even if it wasn't your fault, dealing with it is definitely your homework, it is your own responsibility. So deal with it on your own.

Keep staying away from people. You ain't ready enough to be so close to them.

3 years ago
BERAPA UMURMU?

BERAPA UMURMU?

SUDAH 50 TAHUN?

"Allah tidak lagi memberi alasan bagi siapa yang telah dipanjangkan umurnya hingga 50 tahun."

(Hadits Riwayat Bukhari)

Al-Khattabi berkata:

"Maknanya, orang yang Allah panjangkan umurnya hingga 50 tahun, tidak diterima lagi keuzuran/alasan, karena usia 50 tahun merupakan usia yang dekat dengan kematian.

Maka inilah kesempatan untuk memperbanyak taubat, beribadah dengan khusyuk, dan bersiap-siap bertemu Allah."

(Tafsir al-Qurthubi)

Fudhail bin Iyadh berkata kepada seseorang yang telah mencapai umur 50 tahun,

Nasihat Fudhail kepadanya:

"Berarti sudah 50 tahun kamu berjalan menuju Tuhanmu, sekarang hampir sampai... Lakukan yang terbaik pada sisa usia senja-mu, lalu akan diampuni dosa-dosamu yang lalu. Tapi jika engkau masih berbuat dosa di usia senjamu, kamu pasti dihukum akibat dosa masa lalu dan masa kini sekaligus..!"

Maka para alim ulama memberi nasehat cara menjalani umur yang sudah mencapai 50 tahun:

1️⃣ Jangan berlebihan berhias, bersolek, dan berpakaian.

2️⃣ Jangan berlebihan makan, minum, dan berbelanja barang yang kurang diperlukan untuk mendukung amal shalih.

3️⃣ Jangan berkawan dengan orang yang tidak menambah iman, ilmu, dan amal.

4️⃣ Jangan gelisah, berkeluh kesah dan kesal dengan kehidupan sehari-hari. Selalu penuhi diri dengan rasa sabar dan bersyukur.

5️⃣ Perbanyak do'a mengharap keridha-an Allah agar Husnul Khatimah dan dijauhkan dari Su'ul Khatimah.

6️⃣ Tambahkan ilmu agama, perbanyak mengingat kematian, dan bersiap menghadapinya.

7️⃣ Siapkan wasiat dan lakukan pembahagian harta.

8️⃣ Kerapkan menjalin silaturrahim dan merapatkan hubungan yang renggang sebelumnya.

9️⃣ Minta maaf dan berbuat baik terhadap pihak yang pernah didzalimi.

1️⃣0️⃣ Tingkatkan amal shalih terutama amal jariah yang dapat terus memberi pahala dan syafa'at setelah kita mati.

1️⃣1️⃣ Maafkan kesalahan orang kepada kita walau seberat apapun kesalahan itu.

1️⃣2️⃣ Bereskan segala hutang yang ada dan jangan buat hutang baru walaupun untuk menolong orang lain.

1️⃣3️⃣ Berhentilah dari semua maksiat !!!

mata, berhentilah memandang yang tidak halal bagimu.

tangan, berhentilah dari meraih yang bukan hak mu.

mulut berhentilah makan yang tidak baik dan yang tidak halal bagimu, berhentilah dari ghibah, fitnah, dan berhentilah menyakiti hati orang lain.

telinga berhentilah mendengar hal-hal haram dan tak bermanfaat.

1️⃣4️⃣ Berbaik sangka lah kepada Allah atas segala sesuatu yang terjadi dan menimpa.

1️⃣5️⃣ Penuhi terus hati dan lisan kita dengan istighfar & taubat untuk diri sendiri, orang tua, dan semua orang beriman, di setiap saat, waktu dan keadaan.

Semoga bermanfaat bagi kita semua, walaupun Anda belum 50 tahun, karena...

KEMATIAN TIDAK MENGENAL UMUR.

~•~

#GrupWAahlussunnah

3 years ago

Aku dulu gak punya gawai, kebayang gak rasanya hidup di jaman di mana mostly orang-orang punya gawai dan aku tidak termasuk di kelompok sebagian besar itu. Rasanya minder, hehe.

Aku hanya bisa menatap orang-orang yang menonton video lewat layar gawainya sambil menunggu angkot yang kami naiki menyelesaikan ritual mengetem. Grup mustawa harus nebeng di handphone kakak, dan sering kali aku dikira laki-laki karena name profile nya atas nama kakakku, Sahabatku mengira aku menghindar dan tidak peduli dengan pesan yang ia kirimkan, ia mengatakan aku berubah padahal mengetahui pesan itu masuk saja aku tidak tahu, kakakku hanya membiarkan pesan itu masuk tanpa mengabariku, dan lagi jika aku ketinggalan angkot malam aku harus meminjam gawai seseorang yang tidak aku kenal agar bisa menghubungi kakakku dan memintanya menjemputku.

Disaat itu, aku hanya berharap bisa mempunyai satu saja. Tidak perlu yang mahal dan punya spek kamera yang bagus, tidak perlu keluaran terbaru. Aku hanya butuh satu yang bisa kupakai untuk menghubungi keluarga, teman, dan bergabung di grup whatsapp ma'had tanpa perlu merepotkan kakak lagi. Iya, sudah cukup untuk tujuan komunikasi saja... jika aku diberikan maka aku akan sangat bersyukur.

Beberapa bulan kemudian, harapanku terwujud. Kakak membelikanku gawai yang memang benar kubutuhkan. Bukan gawai yang mereknya terkenal dan bukan dengan kualitas kamera yang bagus, tapi saat itu aku sangat senang dan bersyukur.

Kini, aku sudah menggunakan gawai yang berbeda. Gawai dengan spek biasa, walaupun begitu aku tidak pernah mempunyai niat untuk menggantinya dengan yang lebih bagus dan terbaru. Karena aku sudah merasa cukup dengan gawai yang kupakai sekarang.

Tahu tidak ?

Kini aku merasakan rasa "minder" itu lagi, minder karena sebagian besar teman-teman dan orang-orang seangkatan sudah sukses meraih gelar sarjananya, sedangkan i just same here...aku masih tetap aku yang hanya lulusan lembaga bahasa Arab dan tidak punya title apapun. Untuk karir di bidang pendidikan yang sekarang kujalani, ternyata aku butuh title sarjana itu.

Harusnya aku bisa dipromosikan untuk menempati guru mapel bahasa Arab, orang-orang melihatku mampu di posisi ini, tetapi karena takut terkendala administrasi maka kemungkinan besar mereka akan membuka rekrutmen untuk mencari yang skill dan pendidikannya sesuai.

Aku minder, karena aku bukan sarjana.

Aku tahu, banyak orang yang bisa sukses tanpa gelar sarjana dan aku bahkan tidak perlu menganggap diriku sendiri rendah karena tidak mempunyai that privilege.

Namun, sama dengan beberapa tahun yang lalu saat aku menginginkan satu saja gawai yang dapat kupakai, hari ini aku menginginkan gelar dibelakang namaku. Gelar dari kampus biasa saja tidak apa-apa, gelar yang dapat membuatku lebih percaya diri.

Aku merencanakan untuk melanjutkan pendidikan, namun sayangnya aku banyak pertimbangan untuk hal ini. Yang pertama, siapa yang akan aku repotkan untuk pembiayaannya ? Aku sudah terbiasa hidup mandiri sejak 2 tahun yang lalu dan untuk meminta dibiayai kuliah akan menjadi hal yang sangat berat untuk dikatakan pada keluarga besar mengingat dua adikku juga sedang kuliah. Jika mengandalkan penghasilanku sendiri, sepertinya masih tidak mungkin. Dan pertimbangan yang kedua, aku memutuskan pulang. Sampai kapan aku akan merantau di pulau ini ?, aku punya mama yang aku rindukan setiap saat. Kapan lagi aku bisa menghabiskan waktu bersama beliau jika bukan sekarang ? . Lupakan karir, uang, dan investasi pengalaman, bahkan gelar impian.... mama benar-benar menjadi alasan terbesarku untuk pulang.

Ma, aku tidak ingin ragu lagi dengan masa depanku sendiri, aku berniat meninggalkan semua kepenatan ini dan pulang ke pangkuanmu.

3 years ago

Hari ini jalan kaki jauh banget :)

Jadikan aku butuh tali untuk melengkapi bahan ajar les privat, kalau ke toko perjahitan cem victory kayaknya gak akan keburu karna bukanya jam 10 an, sedangkan jadwal les privat anaknya jam 10 juga. Jadilah pagi-pagi main kepasar Astana Anyar, siapa tau nemu tali sepatu yakan. Di pasar banyak jenis jajanan yang bikin ngiler, dan kue pukis jadi pilihanku untuk sarapan pagi ( kue pukisnya di keep dulu di tas, gak langsung dimakan ditempat ). Aku jalan sampai keujung tapi nihil, gak ada satupun yang jualan pertalian gitu. Tiba-tiba muncul ide untuk nyari ke Tegal Lega, aku memutuskan untuk mencoba rute baru yang belok ke arah kopo...harusnya sih lewat jalan astana anyar yang udah pasti tau arahnya aja, tapi gatau tadi sok-sokan pengen berpetualangan aja hehe. Oke, perjalanan dimulai dengan modal jalan kaki saja. Semakin menjauh dari pasar, dan aku hanya mengikuti instingku saja. Disini aku nyesel banget gak bawa handphone, setidaknya google map bisa spill rute dan posisi aku sekarang ada dimana, ditambah jadi was was juga karena ngerasa ngabisin waktu dijalan. Aku bener² ngerasa udah capek jalan dan masih belum tau posisiku disebelah mana wkwkwk, udah kayak anak ilang dan kesasar, tapi aku sih cuek aja. Daaan betapa bangganya aku setelah sejauh itu akhirnya aku bertemu dengan patung 3 harimau putih yang menandakan aku sudah sampai di tegal lega. MaasyaAllaah.

Di tegal lega, berjejeran penjual baju thrifted ( atau baju bekas import ). Beberapa kali tergoda ingin belok ke lapak thrifted, tapi fokusin tujuan lagi untuk nyari tali sepatu karena aku berburu dengan waktu. Alhamdulillaah, kayak nemu harta karun akhirnya nemu juga yg jualan tali sepatu 🤭

Setelah membeli tali sepatu tersebut, aku melipir dulu ke tempat duduk, melepas penat berjalan kaki dan menikmati kue pukis yang tadi kubeli di pasar. Dengan mata awas aku memperhatikan orang sekitar, jangan sampai ketemu sama orang yang aku kenal deh...kalau iya bakal malu bangeeet, kalau orang yang gak dikenal ya cuek bebek aja hehe.

Banyak banget kenangan di tegal lega ini, aku lebih sering main kesini sendirian :). Beberapa kali main bareng teh Mela, Dzah Maya, dan teh Vio... tapi ternyata aku lebih sering main sendiri karena aku lebih nyaman sendiri.

Makasih Tegal Lega untuk hari ini.

3 years ago

People change, that's TRUE

3 years ago
أفلا يتدبرون القرآن
أفلا يتدبرون القرآن
أفلا يتدبرون القرآن
أفلا يتدبرون القرآن
أفلا يتدبرون القرآن
أفلا يتدبرون القرآن
أفلا يتدبرون القرآن
أفلا يتدبرون القرآن

أفلا يتدبرون القرآن

آداب تلاوة القرآن👇

3 years ago

PUNGKUR

#my journey in Bdg

Ini jalan Pungkur simpang Otista. Salah satu jalan yang memorable banget bagiku.

Tiap hari aku harus melewati jalan ini untuk menuju terminal Kebon Kalapa.

Di jalan ini, aku melewati bapak penjual kacamata dengan lapak ala ala dan bapak penjual buku anak-anak yang sudah terlihat kusam dan ketinggalan zaman ( buku latihan mewarnai, latihan baca, menulis, dsb ). Dua bapak penjual ini, walaupun aku melewatinya dengan cuek tapi sebenarnya sangat menarik perhatianku dalam diam. Aku acap kali bertanya dalam hati, selama sekitar tiga tahun bolak balik melewati jalan ini, pertanyaanku selalu sama, tidak berubah. " Apakah hasil dari dagangan bapak ini bisa mencukupi kebutuhan keluarganya ?, atau bahkan dirinya sendiri ?" , maksudku, sepertinya tidak ada orang yang tertarik untuk membeli dagangan mereka. Apalagi bapak penjual buku anak ini. Dagangannya tidak ada yang berubah, buku anak-anak ini sepertinya buku yang sama dengan 3 tahun yang lalu. Ya, buku-buku yang semakin kusam dan menua hingga membuat nilai jualnya ikut rendah.

Huuufhh, setidaknya mereka sudah berusaha menjemput rizqi. Duduk seharian dari pagi saat aku berangkat hingga sore hari saat aku pulang kembali.

Kenapa aku tidak membantu ?

Aku melewati jalanan itu setiap hari, aku takut aku akan merasa aneh.

Pak, semoga bapak selalu bertemu dengan hal-hal baik dan menyenangkan.

3 years ago

Makasih teh Roem

Teh Roem, makasih yaa udah mau temenan sama aku. Dimanapun, aku selalu merasa dikucilkan oleh orang-orang. Rasanya gak ada yang mau temenan sama aku. Dianggap tidak ada sudah biasa dan aku gak ekspektasi banyak untuk hal pertemanan.

Kadang aku iri sama teteh, semua orang sayang dan peduli sama teteh. Kenapa ya aku gak bisa kayak teteh ? Hmm tapi teteh emang baik banget sih, gak heran orang-orang look feel comfort with you teh.

Tapi seperti yang kubilang diawal, aku gak ekspektasi bisa punya banyak temen. Karena dari dulu aku gak bisa bergaul sama banyak orang, aku minder karena orang-orang terlihat menjauh dariku.

Teh Roem yang pertama kali menyapa disaat aku gak tau dan gak kenal siapa-siapa, yang selalu gak enakan kalau gak sempet ngambilin makan siang dan makan bareng ( padahal mah gak apa-apa, gak harus setiap saat makan bareng hehe ), teh Roem yang selalu nge-WA " teteh wfh ?" Kalau misalkan aku belum terlihat di ruangan.

Teh, you always support me. You know my worth and always bring positive vibes on me. Hal-hal yang orang lain gak pernah lihat di aku, bisa teteh lihat dan apresiasi.

Teh, makasih sekali lagi 🥺

Teteh bebas mau temenan sama siapa aja, dan aku gak akan ekspektasi apapun dari teteh. Aku gak bisa iri kalau teteh punya banyak orang yang mau temenan dan sayang sama teteh, karena teteh orang baik !

Aku sedih lho teh nulis ini, sedih karena terharu gitu.

Baarakallahu fiik teh, semoga pertemanan kita sampai jannahnya.

Aamiin.

3 years ago
Aku Kuat Aku Kuat. 😥😥😂 Tanggal Segini Gaji Belum Cair, Yuk Bisa Yuk

Aku kuat aku kuat. 😥😥😂 tanggal segini gaji belum cair, yuk bisa yuk

3 years ago
Next October, Biidznillaah
Next October, Biidznillaah

Next october, biidznillaah

3 years ago

OPU #1

Di halaman belakang rumah, opu sibuk sekali memalu paku agar dua papan tebal bisa menyatu dengan kokoh.  ‘’ mau buat rumah-rumahan, kalian suka bermain rumah-rumahan kan ?, nih Opu buatkan yang besar ‘’. Tentu saja perkataan Opu membuat mataku berbinar dan sebenarnya juga terharu. Tak tanggung-tanggung rumah-rumahan yang beliau buatkan berbentuk seperti rumah panggung mini dan dilengkapi atap rumbia diatasnya. Rumah-rumahan VIP untuk anak desa sepertiku walaupun bagi orang-lain terlihat sederhana.

Dilain hari, Opu melihatku memetik kangkung dan memasaknya diatas wadah kaleng, sedangkan temanku membuat api dari kumpulan ranting kecil disiram minyak tanah. minyak tanah ini kuambil diam-diam dari jerigen, sepertinya mama bisa marah besar kalau minyak tanahnya kupakai untuk bermain masak-masak yang tidak penting.

Tiba-tiba Opu keluar dari pintu belakang dan memanggilku, beliau membawakan panci masak mama. mengajariku untuk mencuci kangkung dengan bersih dan memasaknya dengan bumbu. Agar suasana bermainnya tidak hilang kami tetap memasak memakai kompor batu yang kubuat ala-ala bersama temanku. Aku tidak takut mama marah karena panci masaknya kupakai bermain, karena Opu akan bertanggung jawab untuk hal itu.

Opu, apa kau bahagia saat melihatku bermain dengan gembira ?

Opu, bagaimana aku tidak  jatuh cinta berkali-kali padamu !, Engkau memperlakukan anak-anakmu dengan sangat keren dan manis.  waktu itu aku bahkan tidak mengerti untuk  mengatakan terima kasih.

Opu baik-baik yaa di alam sana!, i miss u so much. Doaku yang kukirimkan semoga sampai dan menyertaimu.

‘‘Allahummaghfirlahu, warhamhu, wa’aafihi, wa’fu ‘anhu ‘‘

3 years ago

Memilih Hidup Bahagia

“The easiest way to increase happiness is to control your use of time” (Daniel Kahneman)

-

Kalau bahagia merupakan pilihan, akankah dengan sadar kita memilihnya?

Di “Fast Thinking, Slow Thinking”, Kahneman bercerita tentang riset untuk mengukur waktu tak menyenangkan yang dialami seseorang dalam kesehariannya lewat ukuran bernama “indeks U”.

Riset itu, dilakukan di banyak negara sehingga datanya bisa disandingkan.

Juga, dikaitkan dengan kegiatan yang dijalani seseorang. Misal, seberapa tak menyenangkan seseorang pergi ke tempat kerjanya, saat ia sedang bekerja atau ketika bertemu keluarga.

Kita sadar tentang rasa tak nyaman yang menggelayuti hati, tapi enggak terlalu banyak upaya signifikan untuk memulihkan keadaan tsb. Alhasil, ketidakbahagiaan tersebar dalam tiap satuan waktu aktivitas yang kita jalani.

Mau berbahagia, tapi kita enggak terbiasa mengelola waktu. Terus gimana?

Pertama - Kurangi Konten “Drakula”.

Karena perhatian kita adalah mata uang dalam ekonomi digital hari ini, cermatlah saat memliih konten untuk dikonsumsi. Kurangi konten digital yang membikin kita jadi kurang berdaya & produktif.

Salah satu modal penting di 2020 ini ialah energi mental yang terkelola baik untuk menghadapi ketidakpastian.

Kedua - Biasakan Sesi Monotasking.

Dari cerita tentang indeks U, disimpulkan bahwa perempuan Amerika lebih tidak menikmati waktu makannya ketimbang perempuan Perancis karena kebiasaan makan sambil mengerjakan hal lainnya.

Bahkan untuk makan aja, kita butuh kekhusyukan biar apa yang dikonsumsi juga jadi lebih…membahagiakan.

Ketiga - Ubah Cara Kita Bersantai.

Dari santai yang bersifat pasif, ke santai yang bersifat aktif. Dari nonton TV, ke olahraga ringan atau bersosialisasi. Dari hal yang memerlukan peran lebih sedikit ke kegiatan yang lebih “berkualitas”.

Sama-sama santai, bedanya ada pada porsi peran yang bisa kita berikan untuk membuatnya lebih mengisi.

Waktu merupakan sumber daya kebahagiaan yang masih bisa kita kelola.

Kebahagiaan enggak datang dengan sendiri melainkan bergantung pada upaya & pilihan yang kita buat selama hidup. Kalau bahagia merupakan pilihan, maka pilihlah hal-hal terbaik yang menjadi sebab dari kehadirannya :)

-

“The true secret of happiness lies in the taking a genuine interest in all the details of daily life.” (William Morris)

3 years ago

This is Water by David Foster Wallace (Full Transcript and Audio)

This is Water by David Foster Wallace (Full Transcript and Audio)
Farnam Street
David Foster Wallace's remarkable 2005 commencement speech, this is water, is a timeless trove of wisdom for living a meaningful life. Here

Tiap kali gue ngerasa tenggelam dalam pikiran sendiri atau ngerasa jadi centre if universe, gue mengingat speech mendiang David Foster Wallace.

This Is Water By David Foster Wallace (Full Transcript And Audio)
This Is Water By David Foster Wallace (Full Transcript And Audio)

This Is Water By David Foster Wallace (Full Transcript And Audio)

This is water....

This is water...

Kita hanya ikan kecil di tengah lautan luas.

3 years ago

Kangeeeen masa-masa belum ada internet. Kangeen majalah-majalah remaja islami jaman dulu, apaya ? Lebih seru aja gitu bacanya. Hufffh kira-kira di masa depan teknologi manusia bakal kayak gimana ya ? Cepet bgt perkembangannya :"" ga siap akutu dengan segala kemudahan teknologi dihari ini ataupun dimasa depan nnti. Rasanya begini aja udaah cukup. Gak usah aneh aneh lagi plis.

3 years ago
Bread Making Around The World + Joy!
Bread Making Around The World + Joy!
Bread Making Around The World + Joy!
Bread Making Around The World + Joy!
Bread Making Around The World + Joy!
Bread Making Around The World + Joy!
Bread Making Around The World + Joy!
Bread Making Around The World + Joy!

bread making around the world + joy!

3 years ago

Pengen cepet cepet menyelesaikan tugas dan pulang kerumah.

Explore Tumblr Blog
Search Through Tumblr Tags